adplus-dvertising
Jumat, 23 April 2021
  • Login
Harian Aceh Indonesia
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • DUNIA
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • ISLAM
  • OPINI
  • LIFESTYLE
  • LINGKUNGAN
  • SEJARAH
  • OTO
  • HIBURAN
  • SEPAK BOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA ITALIA
    • LIGA SPANYOL
  • TEKNO
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
No Result
Lihat Semua Hasil
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Login
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil

Sudah 50 Tahun Margaret Kartomi Dedikasikan Hidupnya Untuk Musik Indonesia

Redaksi HAI Redaksi HAI
Jumat, 12/07/2019 - 07:33 WIB
Lama Bacaan: 4 menit
Sebar ke FacebookSebar ke Twitter
Print Friendly, PDF & Email

Margaret Kartomi begitu menyukai musik Indonesia.

NAMANYA adalah Margaret Kartomi. Ia sudah meneliti, mengumpulkan, juga menyebarkan temuan dan ilmunya soal alat-alat musik Indonesia selama 50 tahun di Monash University, Australia.

Perempuan kelahiran tahun 1940 di Adelaide, Australia Selatan ini adalah seorang ethnomusicologist, yang mempelajari peranan musik bagi masyarakat di lokasi tertentu. Mereka juga mencari tahu proses pembuatan dan asal muasal alat-alat yang digunakan untuk membuat musik.

Kecintaannya dengan budaya Indonesia berawal ketika ia pertama kali berkeliling Pulau Jawa bersama orang tuanya saat ia berusia 19 tahun.

“Saya jatuh cinta dengan pulau-pulau yang hijau yang cantik … [juga] orang Indonesia yang hangat,” ujarnya kepada ABC Indonesia dengan bahasa Indonesia yang lancar.

Gelar Ratu
Photo: Margaret Kartomi pernah mendapat gelar “Ratu Berlian Sangun Anggun” dari Pemerintah Provinsi Lampung di tahun 2011. (Foto: ABC News, Natasya Salim)

Tapi jauh sebelum itu, Margaret memang sudah tertarik dengan Indonesia.

BACAAN LAINNYA

Musikus Yovie Widianto (kiri) dan anaknya, Arsy Widianto (kanan). Yovie menjadi pencipta lagu yang karyanya paling banyak di-stream secara global di Spotify.

Yovie Jadi Pencipta Lagu dengan Stream Terbanyak di Spotify

29/10/2020 - 07:12 WIB
Jalur Musik.

Memperkenalkan Karya Via Kreatifitas Jalur Musik

21/03/2020 - 14:11 WIB
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid

Kemendikbud Tegaskan Komitmen Memajukan Musik Indonesia

09/03/2020 - 22:36 WIB
Sejumlah Paskibraka Nasional 2019 melihat koleksi yang ditampilkan di Museum Mandiri, Jakarta, Selasa (20/8).

Museum Nasional Simpan 471 Alat Musik Warisan Jaap Kunst

02/12/2019 - 21:43 WIB

Saat masih kecil kedua orangtuanya pernah mengundang mahasiswa Indonesia penerima beasiswa dari program Colombo Plan untuk makan siang ke rumahnya.

Kemudian sewaktu menjadi mahasiswi di University of Adelaide, ia mengaku jatuh hati dengan alunan suara gamelan Jawa, bahkan ia menulis thesis soal alat musik tersebut untuk syarat kelulusan S1-nya.

Margaret menceritakan kiprahnya ikut merawat alat musik tradisional Indonesia yang bisa Anda tonton disini.

Berdedikasi Untuk Sumatera

Setahun setelah kunjungannya ke Pulau Jawa, Margaret menikah dengan Hidris Kartomi asal Banyumas, yang juga salah satu mahasiswa Indonesia pertama yang mendapat beasiswa program Colombo Plan.

Bersama suaminya ia ke Indonesia, berkeliling Pulau Jawa untuk melakukan penelitian soal budaya dan musik warga di kampung-kampung.

Tetapi Margaret mengaku jika saat itu ia malah menjadi penasaran dengan musik-musik di Pulau Sumatera.

Di Sumatera, lulusan Doktor dari Humboldt University di Berlin ini banyak menghabiskan waktunya, termasuk meneliti musik di Aceh selama 10 tahun berturut-turut yang membuatnya sangat berkesan.

“Di Aceh ada alat musik, tapi mereka lebih senang membuat suara dengan memukul badan,” jelas Margaret.

“Orang-orang aneh sekali karena lain sekali, orang umumnya tahu Saman, tapi banyak sekali di Aceh yang mestinya juga dilestarikan.”

Selama berada di Sumatera, ia tak hanya mencari tahu sejarah alat musik tradisional dan mencatatnya, tapi juga merekam suara-suaranya.

“Saya sudah menulis artikel dan menerbitkan buku mengenai enam dari sepuluh provinsi di Sumatera,” ujarnya yang baru saja menerbitkan buku soal Kepulauan Riau.

“Sebelum saya meninggal, saya mau menulis tiga lagi, Jambi, Bengkulu, dan Lampung.”

Di tahun 2011, ia juga mendapatkan gelar kehormatan “Ratu Berlian Sangun Anggun” dari Gubernur Lampung saat itu, Sjachroeddin Zainal Pagaralam karena penelitiannya soal musik di provinsi tersebut.

Digul dan bundengan

Gamelan Digul
Photo: Gamelan Digul terbuat dari rantang dan pernah dimainkan secara rutin di Roemah Indonesia di Melbourne (Foto: ABC News, Natasya Salim)

Di tahun 1975, Margaret mendirikan Music Archieve of Monash University (MAMU), dari usahannya mengumpulkan instrumen, wayang, topeng, hingga tekstil dari penjuru Indonesia, termasuk dari negara-negara lainnya di kawasan Asia.

Diperkirakan ada lebih dari 500 koleksi yang ia kumpulkan sendiri saat ke Indonesia, selain juga donasi dari murid-murid dan warga Indonesia lainnya.

Termasuk dalam koleksinya adalah rekaman dari suara-suara alat musik yang nyaris punah di Indonesia dan kini Margaret bersama timnya sedang berusaha untuk memindahkannya menjadi rekaman digital.

MAMU
Photo: MAMU didirikan oleh Margaret untuk menyimpan alat-alat musik dan benda kesenian lainnya dari Indonesia dan negara-negara lainnya. (Foto: ABC News, Natasya Salim)

Berlokasi di kompleks Monash University di kawasan Clayton, Anda juga bisa menemukan koleksi gamelan Digul yang dipajang di salah satu gedung.

Nama alat musik ini diambil dari penjara dan pengasingan di Papua Barat yang didirikan pemerintah Hindia Belanda.

Di tempat inilah Pontjopangrawit, seorang musisi dan aktivis politik yang ditangkap pemerintah Hindia Belanda di tahun 1926, membuat gamelan dari rantang.

“Di tahun 1940-an gamelan ini dibawa ke Australia, negara yang menjadi tujuan suaka bagi pemerintah Belanda dan tahanan dari serangan Jepang,” jelas Margaret yang menulis sejarahnya dalam buku The Gamelan Digul and the Prison Camp Musician Who Built it.

“Di Melbourne dulu ada Rumah Indonesia yang menggelar pertunjukan gamelan dengan tarian sebagai bentuk simpati Australia pada perjuangan kemerdekaan Indonesia.”

Alat musik Bundengan
Photo: Alat musik Bundengan dari Wonosobo menjadi salah satu yang dipamerkan secara permanen di gedung Monash University. (Foto: ABC News, Natasya Salim)

Alat musik lainnya adalah Bundengan, yang pertama kali dilihat Margaret saat berkunjnung ke Dieng, Jawa Tengah bersama suaminya.

Page 1 of 2
12Selanjutnya
Tags: australia plus abcmargaret katormimusik indonesia
Share1Tweet1PinSend

BACAAN LAINNYA

Presiden Rusia Vladimir Putin.

Rusia akan Terapkan Periode tak Bekerja Tekan Kasus Covid-19

23/04/2021 - 21:53 WIB
Singapura melarang orang dengan riwayat perjalanan ke India dalam 14 hari terakhir untuk masuk maupun transit ke negara tersebut.

Singapura Larang Masuk Turis Asing dengan Riwayat ke India

23/04/2021 - 21:40 WIB
Pakar sebut vaksin Covid-19 menghasilkan respons antibodi dan sel T.

WHO: Negara Miskin Belum Dapat Akses Adil untuk Vaksin

23/04/2021 - 21:20 WIB
Pasien dengan oksigen bantuan menunggu di dalam ambulans sebelum dibawa ke rumah sakit pemerintah di Ahmedabad, India, Kamis (22/4). Pada Jumat (23/4), India melaporkan 332.730 kasus baru virus corona, menetapkan rekor dunia untuk hari kedua berturut-turut.

Kasus Covid Capai 332 Ribu, Sistem Kesehatan India Kolaps

23/04/2021 - 19:59 WIB
Pasukan Ukraina pro-Rusia.

AS Skeptis Rusia akan Tarik Pasukan di Perbatasan Ukraina

23/04/2021 - 19:52 WIB
Peta klaim Laut China Selatan

Filipina Protes Keras ke China

23/04/2021 - 19:32 WIB
Pemandangan udara menunjukkan tangki berisi air yang terkontaminasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, yang mengalami kerusakan pada 11 Maret 2011, di prefektur Fukushima, timur laut Jepang, 14 Februari 2021 (diterbitkan kembali 13 April 2021).

China Minta Jepang tak Bersikap Bodoh Soal Limbah Nuklir

23/04/2021 - 19:15 WIB
Siswa-siswi Wisdom Educational Academy, di Kota Adama, Ethiopia, bersama Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (tengah).

Pelajar Ethiopia Ingin Datang dan Belajar di Indonesia

23/04/2021 - 18:27 WIB
Warga Kashmir menunggu dalam antrian untuk mendaftarkan diri guna menguji COVID-19 di Srinagar, Kashmir yang dikendalikan India, Rabu, 21 April 2021.

Inggris Larang Semua Perjalanan dari India

23/04/2021 - 17:48 WIB
Perjalanan menuju puncak Gunung Everest di Nepal. Seorang pendaki asal Norwegia bernama Erlend Ness yang berencana mencapai puncak Everest gagal untuk melanjutkan perjalanan ke gunung tertinggi tersebut, setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19).

Covid-19 Capai Everest 

23/04/2021 - 16:51 WIB
Load More

TERPOPULER

  • Foto Achmad Dasuki Siradj dan Haji Misbach. FOTO/Istimewa

    Fenomena Kyai Haji Komunis, Ada Kyai Dasuki Siradj dan Haji Misbach

    46 shares
    Share 18 Tweet 12
  • Duga KRI 402 Mustahil Ditemukan, Mantan Komandan Kapal Selam Ungkap Penyebabnya

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Habib Rizieq Debat Jaksa: Anda Pidanakan Maulid Nabi!

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Saham Bank Jago Diperkirakan Bisa Tembus Rp 21.476

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Jaksa Hadirkan Pemilik Tenda, Habib Rizieq Shihab: Saya Kira Mau Nagih Hutang

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
Loading...

PERISTIWA

Astaga! Bocah Yatim yang Dibanting ke Kubangan Air, Kemaluannya Diolesi Balsem oleh Pelaku

Astagfirullah! Bocah Yatim yang Dibanting ke Kubangan Air, Kemaluannya Diolesi Balsem oleh Pelaku

23/04/2021

Tidak Beretika Dan Permalukan DPR, Azis Syamsuddin Harus Diperoses MKD Dan Penegak Hukum

Tidak Beretika Dan Permalukan DPR, Azis Syamsuddin Harus Diperoses MKD Dan Penegak Hukum

23/04/2021

Azis Syamsuddin Diduga Fasilitasi Pertemuan Walikota Tanjungbalai dan Penyidik KPK untuk Setop Penyelidikan

Azis Syamsuddin Diduga Fasilitasi Pertemuan Walikota Tanjungbalai dan Penyidik KPK untuk Setop Penyelidikan

23/04/2021

Walkot Tanjungbalai dan Penyidik KPK Jadi Tersangka!

Walkot Tanjungbalai dan Penyidik KPK Jadi Tersangka!

22/04/2021

Kondisi Black Out, Oksigen di KRI Nanggala-402 Tersedia 72 Jam

Kondisi Black Out, Oksigen di KRI Nanggala-402 Tersedia 72 Jam

22/04/2021

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privacy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Hak Jawab Dan Koreksi Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Ketentuan Khusus
  • Menulis di HAI
  • Sitemap
  • Cookie
Aplikasi Android Harian Aceh Indonesia

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • INTERNASIONAL
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • LINGKUNGAN
  • ISLAM
  • OPINI
  • SEJARAH
  • LIFESTYLE
  • KOMUNITAS
  • HIBURAN
  • OLAHRAGA
  • SEPAKBOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA ITALIA
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA SPANYOL
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
  • LOWONGAN KERJA
  • Login

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

Selamat Datang Kembali!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In