CEKFAKTA
Mitos adalah sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan. Hingga saat ini, masih banyak orang yang memercayai mitos padahal belum terbukti kebenarannya. Termasuk mitos yang menyangkut kegiatan bercinta antara suami dan istri.
Melansir Healthista, Kamis (14/11/2019), inilah 6 mitos yang salah kaprah soal bercinta :
1. Bercinta meningkatkan risiko serangan jantung
Pasien jantung sering khawatir jika bercinta dapat meningkatkan risiko terkena serangan. Namun Journal of American College of Cardiology menunjukkan aktivitas seksual bukanlah faktor risiko dalam serangan jantung. Namun ada hal yang perlu diperhatikan oleh pasangan. Apabila terjadi disfungsi ereksi, maka itu bisa menjadi tanda masalah jantung karena ada gangguan di aliran darah.
Di sisi lain, pasien yang mengalami gagal jantung, kerusakan otot jantung mereka atau riwayat parah lainnya mungkin mengalami sesak napas karena bercinta menciptakan euforia. Hal itu tentunya dapat membatasi aktivitas seksual. Oleh karenanya butuh konsultasi dengan dokter.
2. Langsung berdiri setelah mendapatkan orgasme meningkatkan peluang hamil
Ada mitos yang mengatakan jika peluang hamil akan semakin tinggi apabila perempuan langsung berdiri setelah mendapatkan orgasme. Padahal posisi berbaring justru lebih efektif meningkatkan peluang kehamilan. Sebuah uji coba terkontrol secara acak yang diterbitkan dalam British Medical Journal pada 2009 menemukan perempuam yang berbaring rata-rata 15 menit setelah bercinta memiliki peluang 50 persen lebih besar untuk hamil. Ada cara lain yang dapat dilakukan untuk membantu jalan sperma menuju rahim yaitu memiringkan panggul ke atas. Caranya bisa dengan meletakkan bantal di bawah punggung saat berbaring. Dengan begitu sperma melakukan perjalanan yang lebih singkat.
3. Perempuan tidak bisa hamil saat menstruasi
Di usia produktif yaitu 15-50 tahun perempuan tetap memiliki peluang untuk hamil, walaupun ia sedang menstruasi. Sel telur yang dilepaskan selama ovulasi memiliki rentang hidup sekira 4-5 hari dan sperma yang sehat memiliki kemampuan pembuahan hingga empat hari. Sehingga apabila perempuan berpikir mereka tidak akan hamil apabila melakukan kegiatan bercinta di hari terakhir menstruasi, itu salah besar.
4. Sakit kepala bisa dijadikan alasan untuk tidak bercinta
Saat mengalami sakit kepala, seseorang mungkin malas melakukan kegiatan apapun termasuk bercinta. Tapi sepertinya untuk yang satu ini perlu dipikirkan ulang. Bercinta memicu pelepasan endorfin, obat penghilang rasa sakit alami tubuh. Pada perempuan, orgasme mungkin benar-benar membantu mengatasi rasa sakit. Pada 2013, ahli saraf dari University of Munster, Jerman menemukan lebih dari separuh penderita migrain yang melakukan kegiatan bercinta saat rasa sakit muncul, semuanya hilang setelah selesai.
5. Orang dengan strukur punggung buruk harus hindari kegiatan bercinta yang hot
Ada orang-orang yang merasa nyeri pada punggung bagian bawah setelah bercinta. Hal itu membuat mereka membatasi gairahnya agar kegiatan bercinta tidak terlalu panas. Tetapi penelitian yang diterbitkan Oktober tahun lalu di jurnal Spine menunjukkan posisi tertentu dapat membuat bercinta tidak terlalu menyakitkan. Sebut saja posisi misionaris untuk perempuan dan doggy style untuk laki-laki.
6. Bercinta dan orgasme dapat menyebabkan persalinan dini
Secara teoritis, bercinta memang dapat memicu persalinan, akan tetapi kondisi serviks harus siap. Air mani mengandung hormon prostaglandin yang dapat melunakkan serviks dan merangsang kontraksi. Namun biasanya terjadi pada usia kehamilan sudah memasuki akhir trimester ketiga. Hal ini dikarenakan leher rahim telah matang dan dapat menerima prostaglandin.
Sumber: Okezone
