TERMOMETER genggam inframerah atau biasa disebut dengan temperature gun menjadi perangkat andalan untuk memfilter masyarakat yang mengalami demam selama wabah virus korona (COVID-19). Tapi apakah alat ini efektif dan dapat diandalkan untuk mendeteksi seseorang yang terinfeksi COVID-19?
Profesor Kedokteran di Universitas Nebraska, Prof. James Lawler mengatakan bahwa thermometer inframerah bisa mengukur suhu permukaan tanpa harus menyentuh kulit manusia dengan cepat. Kecepatan dari alat tersebut tentunya akan mengorbankan tingkat akurasi yang diberikan.
“Secara umum thermometer inframerah jarak jauh telah terbukti kurang dapat diandalkan. Seperti thermometer yang kontak dengan kulit, ada masalah seperti keringat dan heat loss yang dapat memengaruhi pembacaan suhu,” terang Prof. James sebagaimana dilansir dari Asia One, Rabu (4/3/2020).
Senada dengan Profesor James, Profesor Keamanan Hayati Global di Universitas New South Wales, Prof. Raina Maclntyre mengatakan bahwa menggunakan thermometer telinga elektronik dan thermometer oral mungkin akan memberikan hasil yang lebih akurat.
Sayangnya, cara ini akan memakan waktu yang lebih lama dan menimbulkan risiko kontaminasi silang yang lebih tinggi dibandingkan dengan thermometer inframerah.“Kontak bukanlah ide yang baik untuk pengendalian infeksi, bahkan jika seseorang menggunakan masker sekali pakai,” terangnya.
Termometer inframerah dan kamera skrining termal bekerja dengan mengukur panas yang keluar dari seseorang. Jadi alat ini tidak akan menangkap semua orang yang terinfeksi COVID-19 karena ada beberapa orang yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala.
“Orang-orang yang tidak menunjukkan gejala sama menularnya dengan mereka yang mengalami demam atau gejala lainnya,” tuntas Maclntyre.
Sumber: Okezone