adplus-dvertising
Jumat, 23 April 2021
  • Login
Harian Aceh Indonesia
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • DUNIA
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • ISLAM
  • OPINI
  • LIFESTYLE
  • LINGKUNGAN
  • SEJARAH
  • OTO
  • HIBURAN
  • SEPAK BOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA ITALIA
    • LIGA SPANYOL
  • TEKNO
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
No Result
Lihat Semua Hasil
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Login
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil
Trending

Soekarno Juga Bertanggung Jawab untuk Tragedi Romusha

Redaksi HAI Redaksi HAI
Senin, 05/10/2020 - 15:24 WIB
Lama Bacaan: 4 menit
Warga Indonesia yang menjadi pekerja paksa alias Romusha dan Soekarno menjadi Mandornya. FOTO/Arsip Nasional

Warga Indonesia yang menjadi pekerja paksa alias Romusha dan Soekarno menjadi Mandornya. FOTO/Arsip Nasional

Sebar ke FacebookSebar ke Twitter
Print Friendly, PDF & Email

ROMUSHA adalah pekerja paksa yang dikerahkan oleh tentara Jepang untuk membantu memenangkan Perang Asia Timur Raya. Dalam konteks tersebut, Romusha dikerahkan untuk bekerja membangun berbagai infrastruktur dan instalasi bagi militer Jepang, seperti perkubuan, benteng, parit-parit perlindungan, bangunan, rel kereta api, jalan, dan sebagainya.

Karena pekerja paksa, jelaslah Romusha banyak yang diambil secara paksa dari kalangan petani atau pekerja miskin di seluruh Indonesia.

Romusha adalah lembaran sejarah hitam bangsa ini, dimana janji-janji Jepang kepada pekerja tersebut nyatanya dibalas dengan kematian.

Romusha banyak yang diiming-imingi mendapat bayaran, namun praktiknya jauh sekali berbeda bahkan untuk jatah makanan saja sangat kurang. Belum lagi tindakan kasar serdadu Jepang, lingkungan kesehatan dan wabah penyakit membuat sebagian besar Romusha mati saat bekerja.

Pengerahan Romusha sebenarnya melalui mandor-mandor lokal, alias pribumi yang bertugas mencari calon Romusha di desa-desa miskin dibumbui dengan “sebongkah” rayuan agar rakyat mau jadi Romusha.

Salah satu tokoh Indonesia yang menjadi mandor lokal tersebut ialah Soekarno. Ya, Ir. Soekarno yang dikemudian hari menjadi Presiden pertama Republik Indonesia.

BACAAN LAINNYA

Jepang tangkap seorang tersangka berasal dari China. Ilusrasi peretasan

Jepang Curigai China Dalangi 200 Serangan Siber

21/04/2021 - 23:25 WIB
Bendera Jepang

Osaka Desak Pemerintah Jepang Deklarasikan Masa Darurat

19/04/2021 - 11:39 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

Jepang Minta Pfizer Kirim Lebih Banyak Vaksin

19/04/2021 - 11:29 WIB
Bendera Cina-Amerika

China Tuding Jepang dan AS Bersekongkol Lawan Beijing

19/04/2021 - 09:04 WIB

Handai taulan mungkin tidak percaya dengan hal ini, mengada-ngada, fitnah, ataupun bualan. Akan tetapi keterlibatan Soekarno dalam pengerahan Romusha merupakan fakta sejarah yang valid, terlebih hal itu juga diakui sendiri oleh sang proklamator dalam Biografinya karangan Cindy Adams.

Berikut memoar Soekarno tentang keterlibatannya dalam pengerahan Romusha:

“Ribuan orang tidak kembali. Mereka gugur di negeri asing. Sering kali para Romusha itu diperlakukan dengan kejam, seperti dibelenggu berdampingan dengan tahanan perang untuk membuat jalan raya di Birma (Myanmar) yang terkenal itu. Ya, aku mengetahui keadaan mereka. Ya, ya, ya aku tahu bahwa mereka diangkut dalam gerbong-gerbong yang tertutup rapat tanpa udara, dan ribuan dijejalkan sekaligus. Aku tahu, mereka tinggal kulit pembalut tulang, Dan aku tidak bisa menolong mereka.”

Dalam kenyataannya, aku -Sukarno- yang mengirim mereka pergi bekerja. Ya, akulah orangnya. Aku mengirim mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya ya, akulah orangnya. Aku membuat pernyataan-pernyataan untuk mendukung pengerahan Romusha. Aku diambil gambarku di dekat Bogor dengan caping di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan mulianya menjadi seorang Romusha. Dengan para wartawan, juru potret, Gunseikan, dan para pembesar pemerintahan aku melakukan perjalanan ke Banten untuk meninjau kerangka hidup yang menyedihkan menjadi budak di garis belakang, di dalam tambang batu bara dan tambang emas. Benar-benar mengerikan. sia-sia.

Dan akulah yang memberikan mereka kepada orang Jepang. Rasanya mengerikan sekali, bukankah begitu? Ada orang yang mengatakan, rakyat tidak mau membaca ini. Benar begitu? Yah, aku tidak marah kepada mereka. Tidak seorang pun yang suka pada kebenaran yang menyedihkan.

Menuai Protes

Tindakan Soekarno yang secara nyata ikut serta dalam pengerahan Romusha bukan datang dari diri sendiri. Tentu saja hal ini karena permintaan Jepang, namun tetap mendapat protes dari berbagai pihak.

Bagaimana mungkin Soekarno sampai tega menyerahkan rakyat yang mencintainya ke tangan Jepang untuk dijadikan budak?

Suatu hari, Soekarno didatangi oleh lima mahasiswa Kedokteran yang kebetulan juga orang pergerakan. Kelima mahasiswa ini kaget, poster Soekarno tertempel di sudut-sudut kota mengenakan kostum ala mandor (lihat foto diatas) seakan-akan mendukung praktik Romusha.

Sebenarnya, apabila ditelisik lebih jauh poster-poster tersebut adalah propaganda buatan Jepang.

“Nampaknya Bung Karno tidak dipercayai lagi oleh rakyat. Cara bagaimana Bung Karno bisa menjawab persoalan Romusha?”, tanya seorang mahasiswa membukan pembicaraan yang cukup tegang tersebut.

Soekarno menjawab bahwa kemerdekaan yang akan direbut oleh Indonesia dapat dilalui dengan dua jalan.

Pertama, adalah dengan jalan Revolusioner yang menurutnya Indonesia masih belum siap untuk melakukan suatu Revolusi.

Kedua, adalah melalui suatu kerja sama, dalam hal ini Soekarno yang dulu anti kooperatif dengan Belanda saat Jepang masuk menjadi kooperatif meskipun bisa dibilang hanya dalam permukaan.

Menurutnya, bangsa Indonesia mesti terlihat bekerja sama dengan Jepang sambil mengkonsolidasikan kekuatan dan menantikan sampai tiba saatnya Jepang jatuh.

Masih belum puas, mahasiswa-mahasiswa tersebut masih menimpali Soekarno dengan pertanyaan: “Tapi kenapa Bung Karno sampai hati memberikan rakyat kepada mereka (Jepang)”.

Pertanyaan itu kemudian dijawab Soekarno, “Dalam setiap perang ada korban. Tugas dari Panglima adalah untuk memenangkan Perang, sekalipun akan mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran di jalan. Andaikata saya terpaksa mengorbankan ribuan jiwa demi menyelamatkan jutaan orang, saya akan lakukan. Kita berada dalam suatu perjuangan untuk hidup”.

Langkah kooperatif dengan Jepang yang dilakukan Soekarno sebenarnya bukan tanpa alasan. Menurutnya menjaga kepercayaan Jepang kepada pemimpin Indonesia merupakan hal yang penting, Soekarno tahu betul dan merasakan kemerdekaan Indonesia sudah dekat.

Kemerdekaan Indonesia sudah sangat dekat persis apa yang dirasakan Soekarno, pada November 1943 ia bersama Moh. Hatta dan Ki Bagus Hadikusumo diundang ke Jepang untuk menghadap Tenno Heika, nama lain dari Kaisar Jepang, Hirohito.

Page 1 of 2
12Selanjutnya
Tags: Cindy AdamsJejak Sejarahjepangpekerja paksaPenjajah JepangPerang Asia Timur RayaRomushasejarah bangsa IndonesiaSoekarnoTragedi Romusha
Share98Tweet14Pin5Send

BACAAN LAINNYA

Kisah Raden Adjeng Kartini, Menentang Keras Poligami Namun Akhirnya Mau Dipoligami

Kisah Raden Adjeng Kartini, Menentang Keras Poligami Namun Akhirnya Mau Dipoligami

22/04/2021 - 15:04 WIB
Martin Luther King, Jr, ditembak mati di Motel Lorraine di Memphis, Tennessee. FOTO/abcnews.go.com

Sejarah Hari Ini: Martin Luther King Ditembak Mati

04/04/2021 - 07:21 WIB
Presiden Republik Indonesia Pertama, Soekarno saat bersama Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy. FOTO/Dok. Arsip Negara

Angkat Dirinya sebagai Presiden Seumur Hidup, Soekarno Beberapa Kali jadi Sasaran Pembunuhan

18/03/2021 - 12:14 WIB
Boneka Barbie. FOTO/Net

Sejarah Hari Ini: Debut Perdana Boneka Barbie

09/03/2021 - 07:59 WIB
Pendiri Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Laksamana Muda Mas Pardi. FOTO/Net

Laksamana Mas Pardi, Pendiri TNI Angkatan Laut

09/03/2021 - 06:35 WIB
Ilustrasi Kisah Kudeta Pemberontakan itu dilancarkan para anggota Dharmaputra yang dipimpin Ra Kuti pada tahun 1319. FOTO/Net

Kisah Kudeta Ra Kuti Pengawal Raja Majapahit yang Ditumpas Gajah Mada

08/03/2021 - 15:35 WIB
Barack Obama resmi dilantik untuk masa jabatan keduanya sebagai Presiden Amerika Serikat, Ahad (21/1). Upacara pelantikan di Blue Room, Gedung Putih itu dipimpin Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts.

Sejarah Hari Ini: JFK, Obama, Hingga Trump Jadi Presiden AS

20/01/2021 - 08:05 WIB
Salju longsor (ilustrasi)

Sejarah Hari Ini: Longsor Salju Tewaskan Ribuan Orang Peru

11/01/2021 - 07:14 WIB
Massa pendukung President Donald Trump menduduki gedung Capitol selama protes menentang Kongres yang akan mengesahkan kemenangan Joe Biden, Rabu (6/1).

Sejarah Serangan yang Pernah Terjadi di Capitol

07/01/2021 - 11:46 WIB
Bendera Kamboja (Ilustrasi). FOTO/Wikipedia.org

Sejarah Hari Ini: Rezim Khmer Merah Digulingkan

07/01/2021 - 06:53 WIB
Load More

TERPOPULER

  • Foto Achmad Dasuki Siradj dan Haji Misbach. FOTO/Istimewa

    Fenomena Kyai Haji Komunis, Ada Kyai Dasuki Siradj dan Haji Misbach

    45 shares
    Share 18 Tweet 11
  • Duga KRI 402 Mustahil Ditemukan, Mantan Komandan Kapal Selam Ungkap Penyebabnya

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Habib Rizieq Debat Jaksa: Anda Pidanakan Maulid Nabi!

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Saham Bank Jago Diperkirakan Bisa Tembus Rp 21.476

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • Jaksa Hadirkan Pemilik Tenda, Habib Rizieq Shihab: Saya Kira Mau Nagih Hutang

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
Loading...

PERISTIWA

Astaga! Bocah Yatim yang Dibanting ke Kubangan Air, Kemaluannya Diolesi Balsem oleh Pelaku

Astagfirullah! Bocah Yatim yang Dibanting ke Kubangan Air, Kemaluannya Diolesi Balsem oleh Pelaku

23/04/2021

Tidak Beretika Dan Permalukan DPR, Azis Syamsuddin Harus Diperoses MKD Dan Penegak Hukum

Tidak Beretika Dan Permalukan DPR, Azis Syamsuddin Harus Diperoses MKD Dan Penegak Hukum

23/04/2021

Azis Syamsuddin Diduga Fasilitasi Pertemuan Walikota Tanjungbalai dan Penyidik KPK untuk Setop Penyelidikan

Azis Syamsuddin Diduga Fasilitasi Pertemuan Walikota Tanjungbalai dan Penyidik KPK untuk Setop Penyelidikan

23/04/2021

Walkot Tanjungbalai dan Penyidik KPK Jadi Tersangka!

Walkot Tanjungbalai dan Penyidik KPK Jadi Tersangka!

22/04/2021

Kondisi Black Out, Oksigen di KRI Nanggala-402 Tersedia 72 Jam

Kondisi Black Out, Oksigen di KRI Nanggala-402 Tersedia 72 Jam

22/04/2021

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privacy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Hak Jawab Dan Koreksi Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Ketentuan Khusus
  • Menulis di HAI
  • Sitemap
  • Cookie
Aplikasi Android Harian Aceh Indonesia

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • INTERNASIONAL
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • LINGKUNGAN
  • ISLAM
  • OPINI
  • SEJARAH
  • LIFESTYLE
  • KOMUNITAS
  • HIBURAN
  • OLAHRAGA
  • SEPAKBOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA ITALIA
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA SPANYOL
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
  • LOWONGAN KERJA
  • Login

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

Selamat Datang Kembali!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In