Minggu, 18 April 2021
  • Login
Harian Aceh Indonesia
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • DUNIA
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • ISLAM
  • OPINI
  • LIFESTYLE
  • LINGKUNGAN
  • SEJARAH
  • OTO
  • HIBURAN
  • SEPAK BOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA ITALIA
    • LIGA SPANYOL
  • TEKNO
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
No Result
Lihat Semua Hasil
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Login
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil

Kudeta di Tumapel

Redaksi HAI Redaksi HAI
Sabtu, 06/02/2021 - 23:40 WIB
Lama Bacaan: 6 menit
Ilustrasi Kudeta di Tumapel. FOTO/Net

Ilustrasi Kudeta di Tumapel. FOTO/Net

Sebar ke FacebookSebar ke Twitter
Print Friendly, PDF & Email

Penulis: Trias Kuncahyono** 

I

MALAM sudah larut. Langit kehitam-hitaman. Bahkan, beberapa bagian hitam kelam. Awan pun sudah sangat tua, seakan tak mampu lagi menanggung beban begitu berat.

Tinggal menunggu waktu, awan melepaskan hujan ke bumi. Angin terus bertiup, menggesek dedaunan, menarik-narik batang bambu dan menimbulkan suara berderit. Menyayat.

Cuaca malam itu, sangat tidak bersahabat. Malam murung, seakan sudah merasakan akan datangnya sebuah tragedi. Tragedi yang tidak hanya akan mengoyak kehidupan tetapi juga mengawali sejarah baru wilayah Pakuwon Tumapel. Yakni, sebuah pakuwon di sebelah timur Gunung Kawi.

Tumapel berada di wilayah yang dahulu bernama Kutobedah—sekarang bernama Kalurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkalang, Malang (B Suprapto: 2015) —sebenarnya pakuwon kecil saja. Namun, karena dahulu menjadi pusat pemerintahan Jenggala, maka Tumapel meski pakuwon kecil, memiliki makna penting.

Sang Akuwu —sebenarnya hanya pejabat di atas buyut atau kepala desa, jabatan terendah dalam pemerintahan di zaman Kerajaan Kediri— Tunggul Ametung, sudah masuk Bilik Agung. Rasa puas yang menguasai hatinya—berhasil memukul mundur pasukan Kediri dan akan memiliki anak dari permaisurinya yang cantik jelita anak Mpu Purwa, Ken Dedes —menjadi obat tidurnya. Tunggul Ametung tertidur pulas.

BACAAN LAINNYA

Hindari Kesan Abuse Of Power, Jokowi Diminta Pecat Moeldoko

Hindari Kesan Abuse Of Power, Jokowi Diminta Pecat Moeldoko

18/04/2021 - 12:34 WIB
Pendiri Partai Demokrat menolak pendaftaran logo Partai Demokrat oleh SBY. Lambang Partai Demokrat

Respons Pendiri Demokrat Sikapi Pendaftaran Logo Partai

17/04/2021 - 22:06 WIB
Moeldoko Diprediksi Akan Temui Jalan Buntu

Moeldoko Diprediksi Akan Temui Jalan Buntu

17/04/2021 - 21:51 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY didampingi para kader menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait ditolaknya hasil KLB Deli Serdang oleh Kementerian Hukum dan HAM, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (31/3). Dalam kesempatan tersebut AHY menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang menolak hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang. Ia juga menegaskan tidak ada dualisme di internal Partai Demokrat.Prayogi/Republika

Kisruh Partai Demokrat, AHY Disebut Sedang Pansos Politik

17/04/2021 - 06:47 WIB

Tiba-tiba hujan turun begitu deras. Pintu langit yang gelap seakan terbuka, dan air tertumpah semuanya. Di tengah guyuran hujan deras itu, terdengar teriakan dan raungan Ken Dedes dari Bilik Agung.

Ken Dedes melihat suaminya, Akuwu Tunggul Ametung tergeletak di atas peraduan bersimbah darah. Sementara Kebo Hijo, seorang perwira yang pernah menjadi tangan kanan Tunggul Ametung, berdiri di sisi peraduan, tangan kanannya memegang keris yang berlumurah darah.

Teriakan dan raungan Ken Dedes membuat suasana menjadi hiruk-pikuk. Para prajurit dan pengawal Akuwu berlarian menuju Bilik Agung. Di sana, mereka melihat Kebo Hijo memeluk Ken Dedes dari belakang dengan kanan memegang keris hendak ditusukkan.

Ketika tangan Kebo Hijo berayun hendak menusukkan keris ke dada Ken Dedes, tiba-tiba entah dari mana munculnya, sebuah pukulan keras menghantam kepala Kebo Hijo. Kebo Hijo jatuh tersungkur. Keris lepas dari tangannya. Mata Ken Dedes terkesiap melihat lelaki yang baru saja menyelamatkan dirinya. “Arok,” teriaknya penuh kelegaan.

Ken Arok segera bertindak sigap, meringkus Kebo Hijo yang terus berteriak-teriak, “Bukan aku yang membunuh Akuwu! Bukan aku!” Sementara Ken Dedes tak kalah nyaring berteriak, “Bunuh itu pengkhianat! Bunuh itu pengkhianat!” sambil tangannya menuding ke arah Kebo Hijo.

Tanpa banyak bicara, dengan begitu cepat, Ken Arok menghujamkan keris di tangannya ke dada Kebo Hijo, yang langsung roboh, bersimbah darah. Mati.

Benar yang dikatakan Mpu Gandring, sang pembuat keris, sebelum mati ditusuk Kebo Hijo: “Kamu akan mati oleh keris itu juga.” (Cerita lain yang lebih umum, mengisahkan, yang membunuh Mpu Gandring adalah Ken Arok).

Apakah benar Kebo Hijo, pembunuh Tunggul Ametung? Dalam Kitab Pararaton (Para Penguasa) juga dikenal dengan nama Katuturanira Ken Angrok (Cerita Ken Angrok), juga disebut Pustaka Raja, yang diperkirakan ditulis antara tahun 1481 dan 1600, diceritakan bahwa Ken Arok-lah yang membunuh Tunggul Ametung. Bahkan disaksikan Ken Dedes, yang jatuh hati pada Ken Arok.

II

Inilah kisah yang selalu dituturkan tentang bagaimana Ken Arok merebut kekuasan dari tangan Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung.

Untuk mewujudkan impiannya, mengkudeta Tunggul Ametung, Ken Arok membangun koalisi dan konspirasi baik dengan kekuatan internal maupun eksternal.

Koalisi dan konspirasi bisa terbangun karena adanya ketidakpuasan di dalam, terhadap pemimpinnya juga bisa karena ambisi di antara mereka untuk saling memakan. Inilah wajah kekuasaan: sekaligus mempesona dan menakutkan.

Hampir selalu menjadi aksioma, dalam sebuah coup d’état, melibatkan orang atau lingkaran dalam. Keterlibatan orang dalam itu bisa secara langsung maupun sebagai auctor intellectualis. Ia berkonspirasi dengan Ken Dedes (orang dalam) yang meskipun mengandung anak Tunggul Ametung, namun tidak sepenuhnya mencintai suaminya.

Ken Dedes terpaksa menjadi istri Tunggul Ametung, karena dilarikan dari rumah orangtuanya, seorang Brahmana Buddha di Panawijen, yakni Mpu Purwa. Selain itu, Ken Arok juga lebih muda, tampan, kuat, sakti, dan cerdik dibandingkan Tunggul Ametung.

Ken Arok bisa masuk menjadi orang dalam pakuwon bahkan tangan kanan Tunggul Ametung, karena jasa bapak angkatnya, Dang Hyang Lohgawe, seorang mahareksi sakti dari Jambudwipa. Lohgawe-lah yang sebenarnya adalah auctor intellecuallis dalam gerakan makar yang dilakukan Ken Arok.

Keris yang dipakai untuk membunuh Tunggul Ametung dan Kebo Hijo adalah keris buatan Mpu Gandring, pesanan Ken Arok. Apakah Ken Arok—yang sudah bertekad untuk mendongkel Tunggul Ametung dan juga Kediri—hanya memesan sebilah keris dari mpu dari Lulumbang itu?

Ada yang menginterpretasikan bahwa Ken Arok memesan sejumlah persenjataan yang akan digunakan kelompoknya menyingkirkan Akuwu  Tumapel. Dan, Mpu Gandring tak mampu menyelesaikan seluruh pesanan itu; sementara Ken Arok sudah tidak sabar untuk segera menyingkirkan Tunggul Ametung. Maka, dibunuhlah Mpu Gandring.

Page 1 of 3
123Selanjutnya
Tags: Kudetakudeta demokratmoeldokopartai demokrat
Share1Tweet1Pin1Send

BACAAN LAINNYA

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, Mayjen TNI (Purn) Prijanto. FOTO/Net

Politik Dinasti Dan Kualitas Pemimpin

18/04/2021 - 06:11 WIB
Logo Partai Politik di Indonesia. FOTO/KPU RI

Persimpangan Elite Dan Ideologi Partai

17/04/2021 - 21:47 WIB
Kebijakan Pemerintah Kontradiktif, Terkesan Tidak Tahu Malu

Kebijakan Pemerintah Kontradiktif, Terkesan Tidak Tahu Malu

16/04/2021 - 21:11 WIB
Dokter Syahyuril (Foto: dok. Istimewa)

Bazar Tangguh Aceh Singkil, Antara Manfaat dan Kemubaziran

15/04/2021 - 11:21 WIB
Foto dari udara ini memperlihatkan sebuah hamparan pembangkit tenaga surya yang baru dan berskala besar seluas hampir 250 hektar dibangun di Datong, China, dengan disain menyerupai panda raksasa. FOTO/The Independent/Panda Green Energy

Mempelajari Diplomasi Tenaga Surya China

15/04/2021 - 01:44 WIB
Ilustrasi Moderasi Beragama. FOTO/Net

Dibalik Isu Perempuan dan Moderasi Beragama

14/04/2021 - 06:21 WIB
Relawan Joko Widodo alias Jokowi, Kristia Budiarto diangkat oleh Menteri BUMN, Erick Tohir sebagai Komisaris Independen di PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) diduga sebagai penyembah Galon. FOTO/Tangkapan Layar

Penyembah Galon

12/04/2021 - 15:40 WIB
Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat bersama Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor. FOTO/Net

Jokowi Masuk Surga?

11/04/2021 - 08:07 WIB
Ilustrasi Kaum Milenial. FOTO/Net

Kaum Milenial Pemuja Kultur Kematian

11/04/2021 - 06:57 WIB
Ilustrasi Politik Otoriterisme Tekno Tiongkok Menguasai BUMN Indonesia. FOTO/Net

Politik Otoriterisme Tekno Tiongkok Menguasai BUMN Indonesia

10/04/2021 - 07:00 WIB
Load More

TERPOPULER

  • Yusuf Mansur Sebut Orang Miskin Pasti Kurang Ibadah, Sahal: Jelas Keliru

    Yusuf Mansur Sebut Orang Miskin Pasti Kurang Ibadah, Sahal: Jelas Keliru

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • PLTMGU Lombok Peaker, Beroperasi Penuh Petengahan 2020

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Haruskah Baca Surah Ad-Dhuha saat Salat Dhuha?

    112 shares
    Share 46 Tweet 28
  • Permohonan Bupati Ramli Dikabul, DJKN Hibah 14 Hektare Tanah BRR Ke Pemda

    48 shares
    Share 44 Tweet 2
  • Atasi Macet di Meulaboh, Polisi Buka Tutup Jalur Kota

    4 shares
    Share 2 Tweet 1
Loading...

PERISTIWA

Mendes Layak Diganti, Jokowi Jangan Kompromi Dengan Jual Beli Jabatan

Mendes Layak Diganti, Jokowi Jangan Kompromi Dengan Jual Beli Jabatan

17/04/2021

Kader Golkar di Pusaran Kasus Korupsi Kabupaten Indramayu

Kader Golkar di Pusaran Kasus Korupsi Kabupaten Indramayu

17/04/2021

Oknum kepala sekolah (kepsek) di Kota Medan berinisial BS. FOTO/Net

Anak Dicabuli Kepsek, Seorang Ibu: Anak Saya Disuruh Oral dan Diraba-raba Dadanya

17/04/2021

Respons KPK Pantun di Twitter Dibalas Sentilan soal Harun Masiku

Respons KPK Pantun di Twitter Dibalas Sentilan soal Harun Masiku

16/04/2021

Pembalap Liar yang Viral Salto ke Sawah Selamat Namun Retak Tulang Tangan

Pembalap Liar yang Viral Salto ke Sawah Selamat Namun Retak Tulang Tangan

16/04/2021

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privacy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Hak Jawab Dan Koreksi Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Ketentuan Khusus
  • Menulis di HAI
  • Sitemap
  • Cookie
Aplikasi Android Harian Aceh Indonesia

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • INTERNASIONAL
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • LINGKUNGAN
  • ISLAM
  • OPINI
  • SEJARAH
  • LIFESTYLE
  • KOMUNITAS
  • HIBURAN
  • OLAHRAGA
  • SEPAKBOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA ITALIA
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA SPANYOL
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
  • LOWONGAN KERJA
  • Login

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

Selamat Datang Kembali!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In