Senin, 19 April 2021
  • Login
Harian Aceh Indonesia
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • DUNIA
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • ISLAM
  • OPINI
  • LIFESTYLE
  • LINGKUNGAN
  • SEJARAH
  • OTO
  • HIBURAN
  • SEPAK BOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA ITALIA
    • LIGA SPANYOL
  • TEKNO
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
No Result
Lihat Semua Hasil
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Login
Harian Aceh Indonesia
No Result
Lihat Semua Hasil

Demi Orang Asli atau Nafsu Politisi?

Redaksi HAI Redaksi HAI
Jumat, 26/02/2021 - 17:25 WIB
Lama Bacaan: 5 menit
1614336209 Demi Orang Asli atau Nafsu Politisi
Sebar ke FacebookSebar ke Twitter

VOA — 
Pemekaran daerah di Papua bukan isu baru. Pro dan kontra muncul setiap saat, dengan pertanyaan paling mendasar yang selalu berdengung: untuk siapa kabupaten dan provinsi baru dilahirkan.

Staf khusus Presiden Billy Mambrasar berbicara penuh semangat di diskusi daring Pemekaran Papua untuk Siapa, Kamis (26/2) malam. Baginya, pemekaran atau pembentukan provinsi dan kabupaten baru di Papua penting dilakukan. Dia merinci sejumlah alasan, seperti faktor sejarah, budaya, ekonomi, dan pemerintahan sebagai dasar pendapatnya.

Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden RI. (Foto: VOA/Nurhadi)

Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden RI. (Foto: VOA/Nurhadi)

“Saya dalam posisi, yang pertama kondisi geografis Papua itu sangat luas sekali. Kedua, kompleksitas dari kondisi geografis tersebut. Dan ketiga, dengan catatan bahwa apa yang telah terjadi sebelumnya, kita perbaki,” paparnya.

Billy sadar soal pro-kontra pemekaran. Ada keyakinan, proses itu belum mendatangkan manfaat seperti yang diharapkan masyarakat Papua sendiri. Yang muncul adalah penciptaan kekuasaan baru dan raja-raja kecil, yang menimbulkan lebih banyak korupsi dan penyalahgunaan kekuasan. Namun. katanya, pada titik itulah, perbaikan diperlukan.

BACAAN LAINNYA

Jika Anak-Anak Mega Tak Kompak, BG Jadi Alternatif

Jika Anak-Anak Mega Tak Kompak, BG Jadi Alternatif

19/04/2021 - 21:41 WIB
PKB Protes Pendiri NU Dihilangkan dari Kamus Sejarah Indonesia Kemdikbud

PKB Protes Pendiri NU Dihilangkan dari Kamus Sejarah Indonesia Kemdikbud

19/04/2021 - 20:51 WIB
Dicecar Habib Rizieq, Saksi Kompak Sebut Massa Megamendung Spontan

Dicecar Habib Rizieq, Saksi Kompak Sebut Massa Megamendung Spontan

19/04/2021 - 19:15 WIB
1618838025 Jokowi Jangan Sepelekan COVID 19

Jokowi: Jangan Sepelekan COVID-19

19/04/2021 - 19:08 WIB

Penting juga, menurut Billy, melibatkan generasi muda Papua dalam proses ini. Jangan lagi, proses pemekaran yang dimaksudkan untuk memperbaiki nasib masyarakat Papua, dimonopoli tokoh-tokoh tua.

Suasana sebuah pasar di Papua. Perebakan virus corona di Papua, Senin, 13 April 2020, makin memprihatinkan seiring bertambahnya jumlah kasus dan wilayah yang terjangkit. (Foto: Alam Burhanan/VOA)

Suasana sebuah pasar di Papua. Perebakan virus corona di Papua, Senin, 13 April 2020, makin memprihatinkan seiring bertambahnya jumlah kasus dan wilayah yang terjangkit. (Foto: Alam Burhanan/VOA)

Program Lama Tertunda

Dalam catatan Dr Bambang Purwoko dari Kelompok Kerja Papua Universitas Gadjah Mada (UGM), pemekaran Papua telah lama menjadi isu politik. Dokumen tahun 2008 menyebut, pembentukan Provinsi Papua Tengah, Papua Barat Daya dan Papua Selatan telah masuk dalam usulan undang-undang inisiatif DPR.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menerapkan Otonomi Khusus Papua sejak 2001, sebagai landasan hukum mempercepat pembangunan di Papua. Pemekaran wilayah, yang sampai saat ini tertunda karena keputusan politik pusat, harus dipandang sebagai salah satu jalan saja, dalam mewujudkan kesejahteraan.

Dr Bambang Purwoko, Ketua Kelompok Kerja Papua UGM. (Foto: VOA/Nurhadi)

Dr Bambang Purwoko, Ketua Kelompok Kerja Papua UGM. (Foto: VOA/Nurhadi)

“Pemekaran hanya salah satu alternatif solusi, untuk menjawab semua persoalan itu, yang terpenting sebenarya adalah kesungguhan, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kesungguhan dalam melaksanakan kebijakan otonomi khusus, yang sebenanrnya sudah sangat detil,” ujar Bambang yang terlibat dalam penyusunan kajian pemekaran Provinsi Papua Tengah.

Bambang mengakui, dalam kajian media terkait pemekaran, sikap pro dan kontra sangat jelas terasa. Data yang dia susun menyebut, 26 persen masyarakat Papua mengatakan pemekaran akan mempercepat pembangunan dan bisa mengejar ketertinggalan. Sekitar 14 persen percaya pemekaran memperpendek jarak birokrasi dan memperbaiki pelayanan publik. Kemudian 12 persen menilai ini akan meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, dan sisanya merasa yakin terkait pemerataan pembangunan dan peluang menjadi pemimpin daerah lebih besar.

Namun, ada pula sikap kontra pemekaran, di mana 19 persen masyarakat percaya langkah ini lebih menyandang kepentingan politik dan hanya memenuhi nafsu perebutan jabatan sejumlah elit politik. Pemekaran juga dianggap tidak seusai adat dan budaya, mengancam Orang Papua Asli (OAP), dan meminggirkan orang Papua. Pemekaran bukan tidak mungkin adalah bagian dari strategi adu domba yang akan menguras keuangan negara.

John Wempi Witepo, Wakil Menteri PUPR. (Foto: VOA/Nurhadi)

John Wempi Witepo, Wakil Menteri PUPR. (Foto: VOA/Nurhadi)

Dalam diskusi yang sama, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) John Wempi Wetipo menyebut pemekaran bisa berdampak baik, tetapi tanpa kontrol hal ini juga bisa menjadi masalah.

“Karena itu, saya berharap apapun pemekaran yang dilaksanakan, paling tidak ada payung yang besar untuk mengawal semua proses pembangunan yang terjadi di papua,” ujar John.

Yang dia sebut sebagai payung besar adalah perlunya pemerintah pusat membentuk badan otoritas untuk mengkoordinir semua kebijakan yang diterapkan di Papua, termasuk terkait pemekaran.

Peran Elit Kelas Menengah

Diskusi lain terkait Papua juga diselenggarakan Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Senin (22/2). Dalam diskusi bertema Pemekaran Daerah dan Kelas Menengah Baru di Papua ini, Dr I Ngurah Suryawan menyebut aktor-aktor politik berperan penting dalam isu pemekaran Papua. Ngurah Suryawan adalah antropolog dari Universitas Papua.

Dr I Ngurah Suryawan, antropolog Universitas Papua. (Foto: VOA/Nurhadi)

Dr I Ngurah Suryawan, antropolog Universitas Papua. (Foto: VOA/Nurhadi)

“Euforia tentang pemekaran itu sebenarnya sudah ada dan di berbagai wilayah di Papua, dan itu jika kita perhatikan, selau diinisiasi oleh para elit yang notabene, misalnya, kalah bersaing atau mempunyai politik kepentingan dalam pertarungan untuk memperebutkan jabatan,” kata Ngurah.

Sekelompok aktor itu adalah kaum elit di Papua, yang menurut Ngurah, terbentuk dari lingkungan budaya politik Indonesia. Mayoritas dari mereka belajar di berbagai universtas di Indonesia, bahkan muncul dari program pendidikan yang membawa anak muda Papua sejak SMA ke berbagai kota di Jawa. Karakterikstik para elit ataupun kelas menengah terdidik Papua, menurut Ngurah, sangat khas dari didikan budaya politik dan pola pendidikan di Indonesia.

Page 1 of 2
12Selanjutnya
Tags: desentralisasiIndonesiaLINE: Beritaotonomi khusus papuapandemi coronapandemi covid 19papuaPemekaranPolitikpresidenvirus corona
Share1Tweet1PinSend

BACAAN LAINNYA

Razia motor berknalpot bising (ilustrasi)

Pakai Knalpot Bising di Bekasi Bisa Kena Tilang Rp250 Ribu

19/04/2021 - 21:21 WIB
Gubernur Sumut Panggil Bobby Nasution soal Pelanggaran PPKM di Kesawan City

Gubernur Sumut Panggil Bobby Nasution soal Pelanggaran PPKM di Kesawan City

19/04/2021 - 21:13 WIB
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono. FOTO/Republika

Buru Jozeph Zhang, Polri Koordinasi dengan Kedubes di Jerman

19/04/2021 - 21:02 WIB
Ilustrasi Borgol

Selundupkan 5.385 Butir Ekstasi, WNA Nigeria Diciduk Polisi

19/04/2021 - 20:48 WIB
Ribuan jamaah menyambut kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). Kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab ke Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut.

Saksi Sebut Kerumunan Megamendung Jadi Tanggung Jawab HRS

19/04/2021 - 20:40 WIB
Vaksin Covid 19 (ilustrasi).

Status Penelitian Sel Dendritik Kini Jadi Riset Pelayanan

19/04/2021 - 20:21 WIB
Kisah Cinta Beda Kasta, Pemuda India Ini Dipaksa Minum Air Kencing dan Jilat Kotoran

Kisah Cinta Beda Kasta, Pemuda India Ini Dipaksa Minum Air Kencing dan Jilat Kotoran

19/04/2021 - 20:17 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menkes Minta Masyarakat Taat Prokes Agar tak Seperti India

19/04/2021 - 20:10 WIB
Oknum Polisi-TNI yang Terlibat Pengeroyokan di Bar Kebayoran Baru Akan Ditindak

Oknum Polisi-TNI yang Terlibat Pengeroyokan di Bar Kebayoran Baru Akan Ditindak

19/04/2021 - 20:01 WIB
Terlibat Pencabulan, Pendeta Benyamin Sitepu Dipecat Yayasan dan Diganti Istrinya

Terlibat Pencabulan, Pendeta Benyamin Sitepu Dipecat Yayasan dan Diganti Istrinya

19/04/2021 - 19:49 WIB
Load More

TERPOPULER

  • Jadwal Imsakiyah bulan Ramadhan 1442 Hijriah. FOTO/Dok. Kemenag Provinsi Aceh

    Jelang Ramadhan 1442 H, Kemenag Provinsi Aceh Terbitkan Imsakiyah

    26 shares
    Share 10 Tweet 7
  • Mau Dibawa Ke Mana Jati Diri Bangsa Kalau Hal Mendasar Dihilangkan?

    5 shares
    Share 2 Tweet 1
  • Lima Terduga Pelaku Pengeroyokan Anggota Kopassus dan Brimob Ditangkap, Berikut Identitasnya

    5 shares
    Share 2 Tweet 1
  • Sosok Anggota Brimob Tewas Dikeroyok, Bharatu Yohanes Samuel Sopir Kabaintelkam Polri

    5 shares
    Share 2 Tweet 1
  • PLTMGU Lombok Peaker, Beroperasi Penuh Petengahan 2020

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
Loading...

PERISTIWA

1618814934 ICW Sebut Kinerja KPK Buruk Sepanjang 2020

ICW Sebut Kinerja KPK Buruk Sepanjang 2020

19/04/2021

Pengeroyokan Brutal ke Anggota Brimob dan Kopassus Terekam CCTV

Pengeroyokan Brutal ke Anggota Brimob dan Kopassus Terekam CCTV

19/04/2021

Delapan Gerbong Keluar Rel, Hampir 100 Orang Terluka Di Mesir

Delapan Gerbong Keluar Rel, Hampir 100 Orang Terluka Di Mesir

18/04/2021

Dikeroyok di Kebayoran Baru, Anggota Brimob Tewas-Personel Kopassus Terluka

Dikeroyok di Kebayoran Baru, Anggota Brimob Tewas-Personel Kopassus Terluka

18/04/2021

Mendes Layak Diganti, Jokowi Jangan Kompromi Dengan Jual Beli Jabatan

Mendes Layak Diganti, Jokowi Jangan Kompromi Dengan Jual Beli Jabatan

17/04/2021

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privacy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Pedoman Pemberitaan Ramah Anak
  • Hak Jawab Dan Koreksi Berita
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Ketentuan Khusus
  • Menulis di HAI
  • Sitemap
  • Cookie
Aplikasi Android Harian Aceh Indonesia

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • IN-DEPTH
  • ACEH
  • NASIONAL
    • HUKUM
    • POLITIK
    • PERISTIWA
    • SOROTAN PUBLIK
  • INTERNASIONAL
  • EKONOMI
  • EDUKASI
    • LITERASI
  • LINGKUNGAN
  • ISLAM
  • OPINI
  • SEJARAH
  • LIFESTYLE
  • KOMUNITAS
  • HIBURAN
  • OLAHRAGA
  • SEPAKBOLA
    • BOLA NASIONAL
    • LIGA ITALIA
    • LIGA INGGRIS
    • LIGA SPANYOL
  • OTOMOTIF
  • TEKNOLOGI
    • APLIKASI
    • GADGET
    • INTERNET
  • FOTO
  • VIDEO
  • CEK FAKTA
  • LOWONGAN KERJA
  • Login

© 2014 - 2021 - PT. Harian Aceh Indonesia. Made with in Indonesia.

Selamat Datang Kembali!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In