Rabu, 24/04/2024 - 01:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

Apa yang Terjadi Jika Rusia Setop Kirim Gas ke Jerman?

ADVERTISEMENTS

Rusia menyumbang 55 persen dari impor gas Jerman pada tahun 2021.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 FRANKFURT — Jerman telah mengaktifkan tahap pertama dari rencana darurat untuk mengelola pasokan gas. Hal itu dilakukan sebagai persiapan untuk kemungkinan gangguan atau penghentian pasokan gas alam dari Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Rusia menyumbang 55 persen dari impor gas Jerman pada tahun 2021 dan 40 persen pada kuartal pertama tahun 2022. Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan Jerman tidak akan mencapai kemerdekaan penuh dari pasokan Rusia sebelum pertengahan 2024.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pada pekan lalu, Moskow menyusun mekanisme baru dimana negara-negara ‘tidak bersahabat’ diwajibkan membayar gas dalam rubel. Jerman termasuk di dalamnya.

ADVERTISEMENTS


Kebanyakan, negara-negara itu membayar dalam euro atau dolar AS. Habeck, yang merupakan menteri yang bertanggung jawab atas keamanan energi Jerman, telah menolak permintaan Rusia dengan mengatakan kontrak akan dihormati berdasarkan persyaratan saat ini.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Gempa di Dompu, Pertamina Pastikan Penyaluran Produk Tetap Aman


Pelanggan gas Rusia terbesar asal Jerman adalah Uniper, RWE, dan EnBW. Semuanya memiliki kontrak jangka panjang dengan Rusia. Namun, ketiganya belum berkomentar terkait aturan baru Rusia.

Apa rencana Jerman?

Jerman memiliki tiga tingkat krisis dalam ‘Rencana Darurat Gas’. Tingkat pertama yang dicetuskan pemerintah adalah peringatan dini, ketika ada tanda-tana darurat pasokan gas.


Kedua, alarm. Ini dinyalakan jika terjadi gangguan pasokan atau permintaan yang luar biasa tinggi dan mengganggu keseimbangan tetapi masih dapat diperbaiki tanpa intervensi.


Ketiga, adalah keadaan darurat, dimana langkah-langkah berbasis pasar telah gagal untuk mengatasi kekurangan. Pada tahap ini, regulator jaringan Jerman, Bundesnetzagentur, harus memutuskan bagaimana mendistribusikan sisa pasokan gas ke seluruh negeri.

Siapa yang terdampak?

Jika Jerman tidak memiliki cukup bas, industri akan terdampak lebih dulu. Pasalnya, industri menyumbang seperempat dari permintaan gas Jerman.

Berita Lainnya:
VKTR dan Gapura Angkasa Luncurkan Bus Listrik di Bandara Soekarno-Hatta


“Ini berarti produksi industri hilang, rantai pasok hilang,” ujar Leonhard Birnbaun, kepala eksekutif grup energi Jerman E.ON.


“Kita tentu berbicara tentang dampak yang sangat besar,” lanjutnya.


Rumah tangga swasta akan diprioritaskan di atas industri. Sementara, rumah sakit, fasilitas perawatan, dan lembaga publik lain dengan kebutuhan khusus akan terkena dampak paling akhir.


Utilitas listrik menyumbang 13 persen dari konsumsi gas Jerman tahun lalu. Secara teori, Jerman bisa saja beralih ke pembangkit listrik tenaga batu bara. Namun, program mengakhiri penggunaan batu bara yang tengah dilaksanakan demi energi bersi mungkin harus diubah.


Selain penyedia energi, industri paling khawatir kehilangan gas, termasuk industri kimia dimana gas digunakan untuk membuat berbagai macam produk. Pada akhirnya, produsen mobil bergantung pada produk kimia untuk pembuatan produk seperti baterai dan lak.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi