Rabu, 24/04/2024 - 02:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

BI Dorong Kesiapan Sistem Non-Tunai pada Bulan Ramadhan

ADVERTISEMENTS

BI prediksi penggunaan sistem pembayaran nontunai meningkat selama Ramadhan

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Kesiapan Sistem Pembayaran (SP) non-tunai terus ditingkatkan di bulan Ramadhan dan jelang Idulfitri 1443 H/2022. Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) BI, Filianingsih Hendarta menyampaikan sistem pembayaran non-tunai di Indonesia terjaga kesiapannya dalam menghadapi enaikan signifikan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Kita lihat transaksi non-tunai tumbuh menguat seiring dengan perluasan digital payment dan perubahan perilaku masyarakat,” kata Fili dalam Taklimat Media BI, Senin (4/4).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Hal ini salah satunya terlihat dari transaksi QRIS yang mencapai Rp 4,5 triliun dari 54,6 juta transaksi per Februari 2022, naik dari Rp 1,1 triliun dalam 14,9 juta transaksi di Februari 2021. Pertumbuhan merchant yang adopsi QRIS per 28 Februari 2022 telah mencapai 15,7 juta.

ADVERTISEMENTS


Peningkatan aktivitas masyarakat saat Ramadhan dan Idulfitri menyebabkan peningkatan aktivitas ekonomi dan pembayaran. Sehingga membutuhkan peningkatan layanan sistem pembayaran (SP).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Seluruh transaksi rata-rata harian dari SPBI selama Ramadhan diproyeksi naik. Mulai dari BI-RTGS, SKNBI, BI-SSSS, BI-ETP, dan BI-FAST. Pendatang baru, sistem BI-FAST diproyeksi bisa mencapai nominal Rp 2,4 triliun dengan volume sekitar 730 ribu transaksi.

Berita Lainnya:
BI Lhokseumawe Imbau Warga Transaksi Nontunai Saat Ramadhan dan Lebaran


Dalam menyambut Ramadhan dan Idulfitri tahun ini, BI menyiapkan kebijakan meliputi optimalisasi penggunaan non-tunai, kesiapan sistem dan layanan kritikal BI, dan penyediaan uang layak edar. Dari sisi optimalisasi penggunaan non-tunai, BI memiliki tiga strategi meliputi QRIS, BI-FAST, dan infrastruktur SP.


Dalam QRIS, penyesuaian limit dilakukan jadi Rp 10 juta per transaksi, lalu masih ada diskon pembayaran bagi merchant jadi nol persen, perluasan merchant, hingga menambah 15 juta pengguna baru. Fili mengatakan QRIS ini dimulai dari kelas menengah ke bawah.


“Saat orang bicara digitalisasi milik orang kaya, kita justru memulai digitalisasi dari sektor bawah, 86 persen merchant QRIS itu UMKM,” katanya.


Fili menekankan, BI akan mendorong agar semakin banyak masyarakat yang menggunakan QRIS untuk pembayaran transaksinya. Ada banyak pengguna sistem keuangan yang akan disasar, seperti pemilik rekening, dan lainnya.


BI telah siapkan program SIAP QRIS yang meliputi ekspansi, edukasi dan kampanye, serta menggelar ajang penghargaan bagi stakeholder QRIS. Ekspansi termasuk perluasan ke 250 pasar dan mall, perluasan komunitas prioritas, penggunaan pada destinasi wisata, menggelar promo, diskon, dan cashback.

Berita Lainnya:
Viral Redenominasi Rupiah, Ada Uang Kertas Pecahan 1.0, Apa Kata Bank Indonesia?


BI juga bekerja sama dengan Kementerian Kominfo untuk sediakan infrastruktur digital pada merchant QRIS di daerah 3T. Sementara edukasi dan kampanye akan dilakukan dengan sinergi hingga penyusunan pedoman untuk merchant dan pengguna.


Selain itu, penghargaan akan diberikan BI dengan indikator nominal transaksi, volume transaksi, serta kesesuaian. BI akan terus memaksimalkan kolaborasi baik dengan kementerian lembaga, komunitas, asosiasi, dan industri.


“Kita bahkan akan dorong juga bansos melalui QRIS ini,” katanya.


Menurut data BI, total pengguna QRIS telah mencapai 15,9 juta per Februari 2022. BI menargetkan total pengguna QRIS tahun ini akan mencapai 26 juta. Sementara jumlah merchant QRIS per 25 Maret 2022 tercatat 16,39 juta merchant.


Dari sisi BI-FAST, BI juga dorong penambahan bank peserta yang saat ini berjumlah 44 bank. Perluasan juga dilakukan tidak hanya tersedia di internet banking, mbanking, tapi juga teller atau kantor cabang.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi