Jumat, 19/04/2024 - 01:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Rusia Didesak untuk Berhenti Menggunakan Ranjau Darat di Ukraina

ADVERTISEMENTS

Penggunaan ranjau darat dapat membunuh dan melukai warga sipil.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JENEWA — Duta Besar Kolombia untuk PBB, Alicia Arango Olmos, pada Senin (4/4/2022) mendesak Rusia untuk menghentikan penggunaan ranjau darat dalam invasi di Ukraina. Menurut Arango Olmos penggunaan ranjau darat dapat membunuh dan melukai warga sipil.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Arango Olmos mengungkapkan keprihatinan mendalam atas laporan media bahwa, Rusia menggunakan ranjau darat dalam perangnya di Ukraina. Dia mengutip laporan Human Rights Watch pada 29 Maret yang mengatakan, teknisi penjinak bom Ukraina menemukan ranjau anti-personil terlarang di wilayah Kharkiv. Kelompok hak asasi itu mengatakan, Rusia diketahui memiliki jenis ranjau anti-personil. Sementara Ukraina tidak memiliki jenis ranjau tersebut.

ADVERTISEMENTS


Arango Olmos mengatakan, Ukraina adalah salah satu dari 164 negara yang menyepakati konvensi 1997. Konvesi ini melarang produksi dan penggunaan ranjau darat. Sementara Rusia tidak tergabung dalam konvesi itu.


“Ranjau anti-personil dapat menyebabkan korban, mereka tidak menyelesaikan masalah apa pun. Jadi tolong, Rusia, tolong berhenti menggunakannya, karena banyak orang yang menjadi korban ranjau darat tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi antara Ukraina dan Rusia,” kata Arango Olmos.

Berita Lainnya:
Cerita Horor di Crocus City Hall


Pangeran Mired bin Ra’ad dari Yordania mengatakan, sekitar 80 persen negara di dunia adalah pihak dalam konvensi 1997.  Dia mengatakan, 33 negara belum bergabung dalam konvesi tersebut. Mereka yang belum bergabung di antaranya mungkin secara kolektif menyimpan puluhan juta ranjau anti-personil di gudang militer, dan telah mengubur jutaan lainnya di dalam tanah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Pangeran Mired mengatakan, beberapa negara memiliki kekuatan untuk secara signifikan mengubah arus dan menghilangkan senjata ranjau darat ini seperti China, India, Pakistan, Rusia dan Amerika Serikat.


“Diperlukan upaya yang terkoordinasi dan terpadu di tingkat tertinggi untuk mencapai aksesi lebih lanjut. Ini tidak akan mudah, tapi itu mungkin terjadi,” kata Pangeran Mired.


Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan kepada rakyatnya untuk berhati-hati dengan ranjau Rusia. Zelenskyy mengatakan, pasukan Rusia meninggalkan ranjau di seluruh wilayah, termasuk di sekitar rumah ketika menarik diri. 

Berita Lainnya:
Rusia Gelar Gelombang Serangan Ke Berbagai Kota di Ukraina


“Mereka meletakkan ranjau di seluruh wilayah. Mereka menaruh ranjau di rumah, peralatan pertambangan, bahkan jasad orang-orang yang terbunuh. Ada banyak kabel trip, dan banyak bahaya lainnya,” ujar Zelenskyy. 


Zelenskyy mendesak warga untuk menunggu sampai ranjau dibersihkan dan bahaya penembakan telah berlalu. Pasukan Rusia telah menarik diri dari sejumlah wilayah di Ukraina. Pasukan Ukraina memanfaatkan mundurnya pasukan Rusia dengan melakukan serangan balik, serta merebut kembali sejumlah kota dan desa.


Ukraina dan sekutunya memperingatkan bahwa, mundurnya pasukan Rusia bukan tidak mengurangi eskalasi. Namun mereka sedang menyusun strategi dan memindahkan pasukannya ke timur Ukraina. Gerakan-gerakan Rusia itu tampaknya merupakan persiapan untuk serangan intensif di wilayah Donbas. Zelenskyy memperingatkan pertempuran ke depannya akan sulit.


“Kami sedang mempersiapkan pertahanan yang lebih aktif lagi,” ujar Zelenskyy.

sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi