Akun TikTok akan dijalankan kelompok nirlaba yang berafiliasi dengan Biden.
JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mungkin berusia hampir 80 tahun, tetapi dia cukup populer di media sosial. Saat ini, dia sudah menjalankan akun pribadi di Instagram dan Twitter sehingga masuk akal jika akan meluncurkan akun di TikTok.
Namun, akun TikTok-nya nanti tidak akan dijalankan oleh dirinya sendiri tetapi oleh kelompok nirlaba yang berafiliasi dengan Biden. Menurut laporan The Verge, grup tersebut akan mengoperasikan akun TikTok atas nama presiden.
Pada Rabu (6/4/2022), kelompok itu meluncurkan akun TikTok @buildingbacktogether untuk lebih memperluas agenda kebijakan Biden kepada anak muda. Video pertama akun tersebut yang disetel dengan lagu “ABBA “Gimme! Gimme! Gimme! (A Man After Midnight),” memuji pencapaian pemerintahan Biden, termasuk pengesahan American Rescue Plan, Undang-Undang Infrastruktur Bipartisan, dan pencalonan hakim Ketanji Brown Jackson yang akan menjadi wanita kulit hitam pertama.
Nama Building Back Together diambil dari RUU yang diperkenalkan Biden menjelang pelantikannya pada tahun 2021 yang disebut Build Back Better Act. Itu menyediakan kerangka kebijakan sosial untuk memastikan tidak ada keluarga yang menghabiskan lebih dari tujuh persen pendapatan mereka untuk pengasuhan anak dan tindakan diambil untuk memerangi perubahan iklim.
Kenapa Building Back Together meluncurkan akun TikTok atas nama Biden?
Dilansir SlashGear, Kamis (7/4/2022), seorang juru bicara Building Back Together mengatakan tujuan dari akun TikTok-nya untuk menjangkau basis pengguna muda platform yang sebagian besar terdiri dari Gen Z. Dia berencana untuk menggabungkan tren terbaru TikTok, fitur seperti filter layar hijau, tarian, dan audio populer ke dalam konten untuk menjelaskan agenda Biden dan dampak positifnya dalam bahasa yang dapat mereka pahami.
Pada saat penulisan, halaman TikTok grup telah mengumpulkan 83 pengikut dan terus bertambah, tetapi tidak jelas seberapa efektif itu akan menarik perhatian anak muda. Sebagai perbandingan, grup ini memiliki lebih dari 4.600 pengikut dan Twitter dan 1.100 pengikut di Instagram.
Terlepas dari kontroversi yang dihadapi TikTok, pemerintahan Biden telah merangkul raksasa media sosial itu. Mengingat Gen Z lebih bermotivasi politik daripada generasi sebelumnya dalam hal perubahan iklim, pinjaman pelajar, hak LGBTQ+, hak pemilih, dan hak perempuan, TikTok adalah cara yang tepat bagi pemerintah untuk menginformasikan rencana Biden kepada mereka untuk memastikan mereka memiliki masa depan yang lebih baik.
Sumber: Republika