Kamis, 25/04/2024 - 16:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

AS Tangkap Pemimpin Yakuza atas Dugaan Jual Beli Rudal

ADVERTISEMENTS

Yakuza dituduh memperdagangkan narkoba dan rudal buatan AS

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) telah menangkap seorang pemimpin yakuza Jepang dan tiga pria Thailand. Mereka dituduh memperdagangkan heroin dan metamfetamin, serta mencoba memperoleh rudal darat-ke-udara buatan AS untuk kelompok bersenjata di Myanmar dan Sri Lanka.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Departemen Kehakiman AS mengatakan, Takeshi Ebisawa, Sompak Rukrasaranee, Somphob Singhasiri dan Suksan Jullanan ditangkap di New York pada Senin (4/4/2022) dan Selasa (5/4/2022). Mereka didakwa perdagangan narkoba dan senjata, serta tuduhan pencucian uang.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Narkoba itu dijual di jalan-jalan New York, dan pengiriman senjata dimaksudkan untuk faksi-faksi di negara-negara yang tidak stabil,” ujar pengacara AS untuk distrik selatan New York, Damian Williams, dilansir Aljazirah, Jumat (8/4/2022).

ADVERTISEMENTS

Para tersangka telah diincar oleh Administrasi Penegakan Narkoba (DEA) AS di Thailand setidaknya sejak 2019. Para tersangka mengatur penjualan heroin dan metamfetamin dalam jumlah besar kepada agen rahasia dari United Wa State Army (UWSA), yaitu sebuah kelompok etnis bersenjata di daerah Thailand yang perbatasan dengan Cina.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Menlu: Korut akan Respons Keras Campur Tangan Jepang

Ebisawa berencana membeli senjata otomatis, roket, senapan mesin dan rudal permukaan-ke-udara untuk UWSA. Ebisawa juga akan memasok senjata kepada dua kelompok bersenjata lainnya di Myanmar, yaitu Persatuan Nasional Karen dan Tentara Negara Bagian Shan.

Ebisawa juga berusaha membeli senjata untuk Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) Sri Lanka, yang dikenal sebagai Macan Tamil.  Kelompok Macan Tamil pernah menguasai bagian utara dan timur Sri Lanka, tetapi dikalahkan pada 2009 dan para pemimpinnya telah tewas.  

Pada 3 Februari tahun lalu, Ebisawa yang berusia 57 tahun dan seorang rekannya melakukan perjalanan ke Kopenhagen. Agen DEA dan dua petugas polisi Denmark melakukan penyamaran untuk mendekati Ebisawa.

Berita Lainnya:
Selandia Baru Tuduh Cina Retas Parlemen

Ebisawa menunjukkan serangkaian senjata militer AS yang seolah-olah untuk dijual, termasuk senapan mesin dan roket anti-tank kepada petugas yang menyamar. Dalam lembar dakwaan terlampir foto Ebisawa yang memegang peluncur roket ketika bertemu dengan petugas yang menyamar. Dalam foto lainnya, Ebisawa menujukkan rudal Stinger yang digunakan untuk menargetkan pesawat.

“Kami menuduh Tuan Ebisawa dan rekan konspiratornya menengahi kesepakatan dengan agen DEA yang menyamar untuk membeli persenjataan berat dan menjual obat-obatan terlarang dalam jumlah besar,” kata Departemen Kehakiman.

Selama penyelidikan, Ebisawa mengatakan kepada agen DEA yang menyamar bahwa Jullanan, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS-Thailand, adalah seorang jenderal angkatan udara Thailand. Sementara Rukrasaranee adalah seorang pensiunan perwira militer Thailand.

Departemen Kehakiman tidak menjelaskan bagaimana keempat pria itu bisa berada di AS. Jika terbukti bersalah, para pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi