Kamis, 25/04/2024 - 15:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIMIGAS

DEN Minta Penyalahgunaan BBM Bersubsidi Ditindak Tegas

ADVERTISEMENTS

Potensi jebolnya kuota BBM subsidi harus diantisipasi dengan peningkatan pengawasan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Penindakan tegas terhadap pihak yang menyalahgunakan penggunaan BBM bersubsidi harus menjadi langkah prioritas karena disparitas harga yang besar antara solar bersubsidi Rp 5.150 dan nonsubsidi Rp12.950-Rp13.550 per liter membuat tingginya potensi penyelewengan.”Semua elemen masyarakat harus ikut mencegah agar tidak terjadi penyalahgunaan BBM bersubsidi, tidak hanya sekadar imbauan,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menurut Djoko, potensi jebolnya kuota BBM bersubsidi, terutama solar, harus diantisipasi melalui peningkatan pengawasan, termasuk sanksi terhadap penyalahgunaan solar. Apalagi, ketentuan mereka yang berhak membeli BBM bersubsidi sudah jelas.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Namun, karena ada selisih harga yang besar (BBM bersubsidi dan nonsubsidi), membuat penyalahgunaan kerap terjadi oleh pihak tertentu untuk mendapat keuntungan,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kemendag Musnahkan Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar


Untuk mengurangi penyalahgunaan penggunaan BBM bersubsidi, lanjut Djoko, Pertamina sebenarnya sudah memasang sistem digitalisasi SPBU yang seharusnya bisa dimanfaatkan.”Di situ bisa ketahuan truk atau mobil apapun jika dimodifikasi kelihatan sekali mengisi di SPBU. Kalau ada truk isi 700 liter, itu harusnya ketahuan,” ujar mantan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Djoko menyebutkan Kementerian ESDM sebelumnya juga pernah menginisiasi penerapan sistem monitoring pengendalian bahan bakar minyak dengan memanfaatkan teknologi radio frequencyidentification (RFID) untuk mengawasi penggunaan solar bersubsidi.”Sayangnya, setelah dipasang hampir di 250 ribu kendaraan, program tersebut dihentikan,” ujar Djoko saat diskusi dengan media secara virtual, Selasa (12/4/2022).


Penyalahgunaan solar bersubsidi disinyalir menjadi faktor utama jebolnya kuota solar bersubsidi yang tahun ini ditetapkan sebesar 14,09 juta kiloliter (KL) khusus untuk sektor ritel. Pertamina memperkirakan hingga akhir 2022, konsumsi solar bersubsidi akan mencapai 16 juta KL. 

Berita Lainnya:
Menperin Ingatkan Perpres Soal HGBT Masih Berlaku


Djoko memproyeksikan BBM bersubsidi akan melewati kuota yang diproyeksikan.”Kuota tahunan BBM bersubsidi sebenarnya bisa ditarik ke depan sehingga Pertamina bisa menambah kuota bulanan,” katanya.


Mantan Direktur BBM BPH Migas itu mengatakan pencegahan penyalahgunaan solar bersubsidi menjadi upaya membantu pemerintah dan juga Pertamina. Karena, tekanan terhadap APBN saat ini sudah sangat berat, apalagi jika harus menanggung tambahan beban subsidi. 


Di sisi lain, beban Pertamina juga sangat berat karena hanya anggaran subsidi Rp500 per liter dari selisih harga jual yang mencapai Rp7.000-Rp8.000 per liter.”Sekarang, pemerintah duduk bareng sama DPR, tambah subsidi solar, misalnya Rp2.000. Tak masalah APBNP khusus subsidi solar. Itu akan membantu Pertamina, tapi bagi masyarakat solar enggak naik,” kata Djoko.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi