Kamis, 25/04/2024 - 04:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Unjuk Rasa Anti-Islam di Swedia Picu Kerusuhan

ADVERTISEMENTS

Sekitar 100 pemuda melemparkan batu, membakar mobil, ban dan tong sampah

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 HELSINKI — Unjuk rasa anti-Islam di Swedia selatan menimbulkan kerusuhan meski polisi sudah memindahkan demonstrasi kelompok ekstrem kanan itu ke lokasi lain sebagai langkah preventif. Rencananya mereka akan membakar Alquran dan hal-hal lain.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dilaporkan terjadi kerusuhan dan bentrokan di selatan Kota Landskrona. Setelah unjuk rasa partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs dipindahkan ke Kota Malmo, sekitar 45 kilometer sebelah selatan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Polisi mengatakan sekitar 100 pemuda melemparkan batu, membakar mobil, ban dan tong sampah serta memblokir jalan hingga menyebabkan kemacetan. Polisi menambahkan situasi di Landskrona mulai mereda pada Sabtu (16/4/2022) malam tapi suasana masih menegangkan.

ADVERTISEMENTS


Polisi mengatakan tidak ada laporan korban luka dalam peristiwa tersebut. Pada Jumat (15/4/2022) sore terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan demonstran tandingan di pusat Kota Orebro tempat Stram Kurs berencana membakar Alquran. Kerusuhan itu menyebabkan 12 petugas terluka dan empat mobil polisi dibakar.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
5 Meninggal Akibat Penikaman di Pusat Perbelanjaan Sydney


Rekaman video dan foto yang diambil dari lokasi kejadian di Orebro memperlihatkan mobil-mobil polisi dibakar dan pengunjuk rasa melempar batu dan benda-benda lain ke arah polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara.


Juru bicara kepolisian selatan Swedia, Kim Hild mengatakan polisi tidak mencabut izin unjuk rasa di Landskrona. Karena ambang batas untuk melakukannya sangat tinggi di Swedia yang menghormati kebebasan berbicara.


“(Hak pengunjuk rasa) untuk berdemonstrasi dan berbicara sangat berat, dan butuh sesuatu yang sangat besar untuk diabaikan,” kata Hild pada kantor berita Swedia, TT.


Unjuk rasa Sabtu kemarin digelar di taman Kota Malmo, pemimpin Stram Kurs, Rasmus Paludan berpidato di hadapan sejumlah orang. Beberapa orang pengunjuk rasa tandingan melempari mereka dengan batu. Polisi membubarkan demonstran tandingan dengan semprotan merica.

Berita Lainnya:
Rekor, Lebih dari 400 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza


Media Swedia melaporkan Paludan dilaporkan terkena batu di kakinya. Polisi mengatakan tidak ada laporkan luka serius.


Sejak Kamis (14/4/2022) lalu bentrokan juga terjadi di Stockholm dan Kota Linkoping dan Norrkoping. Stram Kurs berencana menggelar unjuk rasa di kota-kota tersebut.


Paludan merupakan pengacara Denmark yang memiliki kewarganegaraan Swedia. Ia mendirikan Stram Kurs yang artinya Garis Keras pada 2017 lalu. Situs partai yang mendorong gerakan anti-imigran dan anti-Islam itu mengatakan “Stram Kurs merupakan partai politik paling patriotik di Denmark.”

sumber : AP

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi