Sabtu, 20/04/2024 - 10:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Putin Diprediksi akan Nekat Serang Pangkalan NATO untuk hentikan Pasokan Senjata ke Ukraina

ADVERTISEMENTS

Muncul kekhawatiran bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan aksi nekat agar dapat menguasai Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Rusia diklaim akan menggunakan segala cara untuk menghentikan pasokan senjata lawan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Satu diantaranya dengan menyerang pangkalan militer NATO agar tak bisa mengirim bantuan ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS

Dilansir dari Daily Mail, Minggu (17/4/2022), seorang mantan kepala keamanan Inggris, Lord Ricketts, menilai Rusia mulai frustasi lantaran invasinya terhambat.

Penasihat keamanan nasional pertama Inggris itu mengatakan kemarin bahwa Putin menjadi semakin putus asa untuk menghentikan aliran senjata ke Ukraina.

Putin bahkan dikatakan mungkin akan menyerang pesawat atau konvoi NATO yang menuju ke negara itu.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Lord Ricketts khawatir konflik ini akan bergerak menuju jalan buntu, di mana Rusia ingin menduduki sebagian besar wilayah tetangga dan Ukraina tidak akan menyetujui kesepakatan penyelesaian.

Ia juga memperingatkan bahwa konflik ini dapat berlanjut selama bertahun-tahun sebagai perang gerilya.

“Saya kira apa yang Presiden Putin ingin kita semua takuti adalah bahwa dia mungkin ingin menggunakan senjata nuklir di Ukraina, yang akan menjadi eskalasi penting dan memastikan Rusia terisolasi di seluruh dunia,” ujar Lord Ricketts.

“Lebih mungkin, saya pikir apa yang mereka perhatiakn adalah mencari cara untuk mencegah atau membatasi aliran senjata ke Ukraina.”

Berita Lainnya:
Rusia Tuduh AS Tutupi Dalang Serangan di Aula Konser Crocus

“Jadi kita mungkin melihat serangan terhadap konvoi atau pesawat yang membawa senjata dari barat.”

Tak hanya serangan pada distribusi senjata ke Ukraina, Rusia diklaim akan nekat menyerang pangkalan NATO.

Jika ini benar terjadi, mau tak mau negara-negara NATO harus segera memutuskan tindakan.

“Paling buruk, mungkin, semacam serangan rudal di pangkalan NATO, di mana senjata untuk Ukraina sedang dipersiapkan,” sebut Lord Ricketts.

“Dan itu pasti akan menimbulkan dilema nyata bagi negara-negara NATO.”

Rusia Disebut Perang Lawan NATO

Media massa milik pemerintah Rusia mengklaim Perang Dunia III telah terjadi.

Diberitakan oleh sebuah stasiun televisi milik pemerintah Rusia, saat ini Rusia sedang berperang dengan NATO.

Seperti yang diketahui, hampir tiga bulan konflik antara Rusia dan Ukraina berlangsung sejak 24 Februari 2022 lalu.

Dikutip dari Thesun.co.uk, sejak awal terjadinya konflik, negara-negara barat khususnya Inggris dan Amerika Serikat (AS) rutin mengirimkan senjata dan peralatan militer kepada Ukraina.

Olga Skabeyeva, satu dari beberapa tokoh media pemerintah Rusia menyebut konflik antara Ukraina dan Rusia telah berkembang sedimikian rupa hingga saat ini telah menjadi perang antara Rusia dan NATO.

Skabeyeva lalu menjelaskan bagaimana warga sipil di Ukraina tidak melihat adanya genosida yang dilakukan oleh tentara Rusia.

Berita Lainnya:
Save the Children: Trauma Perang di Gaza Berdampak Jangka Panjang

“Di daerah Kharkiv, mereka (warga Ukraina) menyambut tentara kita layaknya pembebas,” ujarnya.

Skabeyeva mengatakan, para warga sipil Ukraina justru mencurigai pasukan militer negara mereka sendiri lah yang melakukan kejahatan perang.

News anchor lainnya bernama Olesya Loseva menjelaskan kepada penonton bagaimana negara-negara barat melakukan aksi provokasi dengan cara mengirimkan banyak senjata ke Ukraina.

Seorang komentator militer bernama Dmitry Drozdenko yang hadir dalam acara TV pemerintah Rusia menjelaskan bahwa negara-negara barat sudah sejak lama bersiap untuk melakukan perang.

Dilansir dari media Rusia RT, Jumat (15/4/2022), AS telah meningkatkan keterlibatannya dalam krisis Ukraina dengan lebih banyak memasok senjata ke Kiev.

AS juga dikabarkan telah memutuskan untuk memberikan laporan intelijen yang dapat membantu pasukan Ukraina menyerang sasaran di Krimea.

“Seiring konflik berkembang, kami terus menyesuaikan untuk memastikan bahwa operator memiliki fleksibilitas untuk berbagi intelijen rinci dan tepat waktu dengan Ukraina,” kata seorang pejabat intelijen AS kepada Wall Street Journal.

Surat kabar itu mengatakan Washington bergerak untuk secara signifikan memperluas pembagian intelijen dengan Ukraina.

Namun AS tetap akan menahan diri dari memberikan informasi intelijen yang akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang target di wilayah Rusia.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi