Kamis, 25/04/2024 - 08:10 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Erick Thohir: Pembangunan Infrastruktur Kunci Pertumbuhan Ekonomi

ADVERTISEMENTS

Erick Thohir meminta pembangunan infrastruktur memiliki dampak yang jelas

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong BUMN melakukan pembangunan infrastruktur. Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, BUMN memiliki peranan penting dalam menumbuhkan perekonomian nasional.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Kami menekankan kembali bahwa pembangunan infrastruktur menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Erick dalam State Owned Enterprises (SOE) Investor Roundtable: Waskita Karya di Jakarta, Senin (18/4).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Erick meminta setiap pembangunan infrastruktur harus memiliki dampak yang jelas. Erick menilai infrastruktur BUMN sudah seharusnya menjadi pendorong dalam setiap pertumbuhan ekonomi negara.

ADVERTISEMENTS


“Seperti transformasi BUMN, yang tidak hanya punya dampak ke BUMNnya, tetapi juga pada perekonomian nasional. Saya mengapresiasi transformasi Waskita Karya yang on track, terus meningkatkan IRR dan investasi strategis,” ucap Erick.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Erick Ungkap Tujuan Transformasi Yayasan BUMN 


Sebelumnya, Erick juga mengapresiasi investasi strategis dalam skema pembiayaan investasi melalui Indonesia Investment Authority (INA) kepada Waskita Karya. Erick menyampaikan tingkat utang negara-negara di Asia Tenggara sangat tinggi, seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 67 persen dari PDB. Sementara Indonesia berada di angka 47 persen dari PDB dan diprediksi tumbuh hingga 53 persen.


“Terkadang semua ketakutan utang, kalau utang produktif itu baik, tetapi tidak boleh jor-joran utang. Yang kita concern itu kalau utang untuk koruptif,” ujar Erick dalam seminar Membangun Aglomerasi Sumbagsel Jilid II bertajuk “Komitmen Dulur Kito untuk Konektivitas Sumbagsel” di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (16/4).

Berita Lainnya:
Tingkatkan Peran Humas Global, World Public Relations Forum 2024 Digelar di Bali


Hal ini, lanjut Erick, yang menjadi dasar bagi INA dan sejumlah kementerian untuk mengubah cara pandang pembiayaan dengan tidak lagi bersandar kepada utang, melainkan investasi. Erick mencontohkan pembiayaan jalan tol kini tidak lagi berdasarkan utang, melainkan investasi sebagai upaya pemerintah dalam menekan tingkat utang. Erick mengapresiasi transaksi investasi INA untuk jalan tol Sumatera dan Jawa sebesar Rp 39 triliun kepada dua BUMN yakni Hutama Karya dan Waskita Karya.


“Kita harapkan dengan kesehatan keuangan Hutama Karya dan Waskita, bisa meneruskan lagi program jalan tol lain di Sumatera. Kalau terus utang, berat sekali. Dengan adanya solusi ini mudah-mudahan jalan tol bisa dikembangkan lagi. Ini solusi pembiayaan baru,” kata Erick.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi