Sabtu, 20/04/2024 - 03:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

PMI Manufaktur Indonesia di Posisi 51,9 pada April

ADVERTISEMENTS

Hal itu dinilai mewakili perbaikan kondisi bisnis di semua sektor manufaktur RI.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — IHS Markit melaporkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari S&P Global tercatat di posisi 51,9 pada April. Angka itu naik dari 51,3 pada Maret.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Hal itu dinilai mewakili perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama delapan bulan 

ADVERTISEMENTS

berturut-turut. Dengan tingkat perbaikan merupakan yang tercepat sejak Januari lalu.

Output manufaktur naik pada kisaran lebih cepat pada April, didukung oleh kenaikan permintaan pelanggan. Meski sedang, kenaikan produksi adalah yang tercepat dalam tiga bulan, sementara pertumbuhan permintaan baru juga naik sejak Maret.

Berita Lainnya:
Kalah dengan Produksi Luar Negeri, Manufaktur Indonesia Butuh Insentif Serius

Permintaan asing naik solid secara  keseluruhan, meski beberapa perusahaan melaporkan, perang di Ukraina telah membebani total bisnis baru dari luar negeri. Akibat pertumbuhan bisnis baru, perusahaan manufaktur Indonesia menaikkan tingkat susunan staf pada April.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Economics Associate Director IHS Markit Jingyi Pan menjelaskan, ekspansi pada sektor manufaktur Indonesia berlanjut pada April dan pada laju lebih cepat. “Perbaikan kondisi perekonomian terlihat dari kenaikan permintaan dan produksi yang lebih kuat pada permintaan dan produksi, yaitu tanda-tanda positif,” ujar Pan dalam keterangan resmi, Kamis (5/5/2022).

Berita Lainnya:
Kemendag Musnahkan Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar

Hanya saja, kata dia, masalah pasokan masih ada dengan laporan waktu pemenuhan pesanan yang lebih lama meski gangguan Covid-19 berkurang pada April. Tekanan harga juga memburuk pada April yang dapat menghambat pergerakan produksi.

“Pada waktu yang sama, kepercayaan berbisnis turun tajam pada April dan sangat penting untuk memantau dampak kenaikan tekanan inflasi. Namun demikian, kenaikan aktivitas pembelian dan yang terpenting adalah ekspansi solid pada jumlah tenaga kerja terus menunjukkan kepercayaan diri dari beberapa perusahaan dalam waktu dekat,” tuturnya.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi