Jumat, 26/04/2024 - 01:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

The Fed Resmi Naikkan Suku Bunga AS 50 Basis Poin

ADVERTISEMENTS

Kebijakan menaikkan suku bunga 50 basis poin yang paling tinggi dilakukan The Fed

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed), mengumumkan pada Rabu (4/5) menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin atau sebesar 0,5 persen sebagai upaya mengendalikan tingginya inflasi. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 22 tahun terakhir. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


The Fed menaikkan suku bunga ke kisaran target 0,75 persen dan 1 persen di masa mendatang. Pada pertemuan selanjutnya di bulan Juni dan Juli, pembuat kebijakan the Fed siap untuk menaikkan kembali suku bunga hingga 50 poin.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Ketua the Fed, Jerome Powell mengakui, kenaikan suku bunga ini akan menimbulkan ketidakpuasan dari masyarakat. Kebijakan ini memaksa warga Amerika membayar lebih banyak untuk hipotek rumah, pinjaman mobil hingga berpotensi mengurangi aset. 

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
PGE Pastikan Dukungan Energi Hijau Selama Ramadhan dan Idul Fitri


“Kebijakan ini sangat tidak menyenangkan. Kami memahami rasa sakit yang dialami masyarakat,” kata Jerome dilansir Reuters, (5/5).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Meski demikian, Powell menegaskan, inflasi yang tinggi juga membutuhkan respons yang kuat dari the Fed. Sebabnya, menurut Powell, lonjakan inflasi yang tidak terkendali dalam setahun terakhir berpotensi membawa ekonomi AS masuk dalam resesi. 


The Fed juga mengatakan akan mengurangi simpanan aset sekitar 9 triliun dolar AS mulai bulan depan. Pengurangan aset ini juga sebagai upaya untuk memerangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kebijakan ini cara lain untuk mengendalikan inflasi.

Berita Lainnya:
Menhub: Pembangunan Jalur Kereta Simpang Joglo Rampung pada September


Powell dan rekan-rekannya di the Fed bertekad untuk memulihkan stabilitas harga meskipun langkah tersebut mengarah pada investasi bisnis dan pengeluaran rumah tangga yang lebih rendah dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Menurutnya, implikasi dari inflasi yang tidak terkendali lebih buruk.


Namun, Powell menilai ekonomi AS berkinerja baik dan cukup kuat untuk menahan kenaikan suku bunga yang akan datang. Meskipun terjadi penurunan produk domestik bruto (PDB) selama tiga bulan pertama tahun ini, pengeluaran rumah tangga, investasi bisnis serta peningkatan lapangan kerja tetap kuat.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi