Sabtu, 20/04/2024 - 06:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Masyarakat Mulai Banyak Liburan, Konsumsi Rumah Tangga Naik

ADVERTISEMENTS

Tingkat konsumsi rumah tangga mulai naik karena masyarakat banyak liburan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, terjadi peningkatan dalam konsumsi rumah tangga sepanjang kuartal I 2022 menjadi sebesar 4,34 persen. Konsumsi rumah tangga juga berperan hingga 53,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi RI dari sisi pengeluaran.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV 2021 tercatat hanya 3,55 persen sementara pada kuartal I 2021 lalu mengalami kontraksi minus 2,21 persen.

ADVERTISEMENTS

“Selain karena faktor mobilitas masyarakat main baik dan konsumsi naik, di sisi lain masyarakat sudah mulai melakukan kegiatan tersier, seperti hotel, restoran, dan angkutan transportasi,” kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (9/5/2022).

Berita Lainnya:
Arus Lalin Mudik di Simpang Gadog Puncak Lancar pada H-1 Lebaran

Margo menjelaskan, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pembentukan produk domestik brutop (PDB) dari sisi pengeluaran. Selain dari konsumsi rumah tangga, investasi menjadi penyumbang terbesar kedua penyumbang PDB nasional.

Tercatat, pada kuartal I 2022 investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 4,09 persen dan berkontribusi 30,4 persen.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Ini karena da peningkatan penjualan semen di dalam negeri serta volume penjualan kendaraan untuk barang modal baik dari domestik maupun impor itu naik,” kata dia.

Berita Lainnya:
700 Ribu Kendaraan Masuk Trans Jawa Melalui Tol Cikampek

Sementara konsumsi masyarakat dan investasi meningkat, laju konsumsi atau belanja pemerintah mengalami penurunan sebsar 7,74 persen. Akibat penurunan itu, belanja pemerintah hanya menyumbang 5,49 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, Margo mengatakan, belanja pemerintah mengalami kontraksi karena belanja barang dan sosial pada kuartal I tahun ini menurun seiring dengan kondisi pandemi yang makin membaik.

“Pada kuartal I 2021 lalu, ada lonjakan tinggi (Covid-19) sehingga pemerintah mengalokasikan belanja sosial sangat tinggi, di saat membaik, belanja sosial itu dikurangi,” kata Margo.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi