Sabtu, 20/04/2024 - 10:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Bulog Yakin Tahun Ini tak Perlu Impor Beras 

ADVERTISEMENTS

Produksi beras terus mengalami peningkatan dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso optimistis pada tahun ini tidak diperlukan impor beras tahun ini. Pasalnya, kata Budi, produksi beras terus mengalami peningkatan dan mencukupi kebutuhan masyarakat. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Mudah-mudah prediksi saya dengan para direksi kita tidak akan impor sampai akhir tahun ini. Karena produksi lokal kita sedang meningkat, ini sedang kita galakkan bersama Menteri Pertanian saat,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/5/2022).  

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Bulog Manfaatkan Fleksibilitas Harga Gabah dan Beras


Diketahui, dalam empat tahun terakhir Bulog tidak m4lakukan. Karena itu, pihaknya optimistis hingga akhir tahun tidak akan impor beras.


Ia menambahkan, jumlah cadangan beras yang tersimpan di Bulog seluruh Indonesia mencapai lebih dari 1 juta ton sehingga sesuai dengan batas aman penugasan pemerintah 1 – 1,5 juta ton. 


Budi pasokan beras masih akan terus meningkat karena Bulog masih terus menyerap hasil panen petani. Sejauh ini ia mengatakan Bulog sudah menyerap 256 ribu ton sejak awal tahun 2022.  

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Jokowi Pastikan Stok Beras Bulog Aman


Pihaknya pun berharap dengan swasembada beras saat ini, Bulog nantinya mampu untuk menembus pasar ekspor beras. Ia menuturkan Bulog kini tengah menjajaki ekspor beras ke Timor Leste di mana pasokannya berasal dari sentra padi di Merauke. 


“Saya harap kita bisa ekspor dari produksi beras yang produksinya berlebihan. Seperti beras dari Marauke karenas saat ini masih terhampat karena distribusinya karena biaya cukup mahal, transportasinya tebatas,” ujarnya. 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi