Sabtu, 20/04/2024 - 04:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Saham Blue Chip Terdiskon, Apakah Saatnya Borong BBRI hingga TLKM?

ADVERTISEMENTS

Asing lepas saham blue chip seperti BBCA, BBRI hingga TLKM pada perdagangan kemarin

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (9/5). konsisten bergerak di zona merah, IHSG berakhir di level 6.909,75 atau terpangkas 4,42 persen. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Kondisi ini tercermin dalam kelompok saham paling likuid LQ45 berdasarkan pantauan Republika.co.id kemarin. Kelompok saham paling likuid, indeks LQ45, jatuh lebih dalam dengan penurunan mencapai 5,48 persen. Sementara investor asing membukukan penjualan bersih hingga Rp 2,59 triliun dengan saham yang paling banyak dilepas BBCA mencapai Rp 1,4 triliun.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Kinerja Industri Melesat, PMI Manufaktur Indonesia Capai 54,2 pada Maret


Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan pergerakan IHSG sangat dipengaruhi sentimen kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve ( the Fed. Penurunan IHSG juga disebabkan aksi ambil untung efek menguatnya IHSG sejak awal tahun.


“Suku bunga acuan the Fed cukup tinggi, sehingga tekanan suku bunga BI untuk naik sudah cukup besar, jadi market melihat ada kenaikan suku bunga jangka pendek. Ini yang menyebabkan banyaknya profit taking,” kata Wawan saat dihubungi Republika.  


Selain itu, Wawan menambahkan, pelaku pasar juga mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 paskamudik lebaran. Jika terjadi kenaikan jumlah kasus, pasar khawatir dapat memicu pengetatan aktivitas masyarakat.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Endog Lewo Garut, Sukses Tingkatkan Produksi Berkat Pemberdayaan BRI KlasterkuHidupku


Meski demikian, Wawan menegaskan, investor tidak perlu khawatir mengingat koreksi yang terjadi masih terbilang wajar. Investor bisa memanfaatkan diskon harga ini untuk mengakumulasi pembelian atas saham-saham blue chip terutama berkapitalisasi jumbo seperti bank buku IV yang koreksinya cukup dalam.


“Kalau dari data makro yang ada, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan laba masih sangat baik sekali. Menurut saya ini koreksi wajar saja,” kata Wawan. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi