Rabu, 24/04/2024 - 12:49 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Kinerja Telkom Diprediksi Tumbuh Positif pada akhir 2022

ADVERTISEMENTS

Analis Indo Premier menilai Telkom di seluruh lini akan tumbuh hingga akhir tahun

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Kinerja PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk diprediksi masih akan cerah hingga akhir 2022. Equity Research Analyst Indo Premier Securities Hans Tantio menilai jika dari segala matriks Telkom masih akan bertumbuh hingga akhir tahun. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Sebenarnya perusahaan tahun ini masih bagus, seperti yang diketahui, secara konsodilasi industri juga baik, terefleksi dengan semuanya masih bertumbuh,” ujarnya, Ahad (15/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Selama pandemi, saham-saham telekomunikasi diketahui cukup bertumbuh, namun menurut Hans, dengan adanya pandemi Covid-19 maupun tidak, Telkom akan terus bertumbuh.

ADVERTISEMENTS


“Penggunaan data usage dan growth itu selalu tumbuh, biasanya setelah mencapai titik tertentu kuartal ini menjadi basis yang masih akan tumbuh lagi, bisa dikatakan penggunaannya dan akan stabil,” ucapnya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Selain itu, Hans juga menyebutkan jika langkah Telkomsel sebagai anak usaha Telkom melakukan inovasi sinergi merupakan langkah yang tepat. Menurut Hans, investasi yang dilakukan sejak 2020 ini menciptakan banyak sinergi dan paket-paket mitra driver dan juga UMKM sendiri. 

Berita Lainnya:
Hari Ini, Contraflow Tol Jakarta-Cikampek Berlaku. Ini Pesan untuk Pengendara 


“Dengan adanya sinergi ini, penetrasi ke pengguna Telkomsel jadi meningkat, bisa dibilang misal mitra Gojek ada 2,5 juta orang dan ini tentu saja positif bagi Telkom,” ucapnya. 


Dari sisi lain, Hans mengungkapkan jika Telkom harus mewaspadai kondisi makro saat ini meski ekspetasi Telkom mulai tercapai. Menurutnya, saat ini banyak guncangan pada makro ekonomi karena The Fed tengah terus menaikan suku bunga untuk menekan inflasi. Menurutnya saham itu sebab akibat, meski fundamental baik, harus mewaspadai guncangan-guncangan ekonomi. 


Telkom melaporkan laba bersih sebesar Rp 6,12 triliun pada periode tiga bulan pertama 2022, naik tipis 1,7 persen dari Rp 6,01 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 


Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip, Selasa (10/5/2022), pendapatan tercatat mencapai Rp 35,2 triliun, naik 3,7 persen dari Rp 33,9 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu. Laba bersih per saham juga tercatat naik tipis menjadi Rp 61,76, dari sebelumnya Rp 60,71 pada kuartal I 2021. 


Pada kuartal I 2022, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan positif sebesar 3,7 persen YoY dalam Pendapatan, dengan EBITDA dan Laba Bersih tumbuh sebesar 3,1 persen  dan 1,7 persen YoY, masing-masing,” ungkap manajemen Telkom dalam info memo.

Berita Lainnya:
Pertamina-Bakrie Group Kembangkan Infrastruktur Riset di IKN


EBITDA sebesar Rp 19,39 triliun pada kuartal I-2022, dibandingkan dengan Rp 18,81 triliun pada kuartal I-2021. 


“IndiHome terus menjadi mesin pertumbuhan kami dengan membukukan Pendapatan sebesar Rp 6,9 triliun atau tumbuh sebesar 7,9 persen YoY, didukung oleh total pelanggan 8,7 juta dan ARPU yang relatif stabil selama periode tersebut,” ucapnya. 


Selain itu, Bisnis Digital Telkomsel terus tumbuh sehat dengan pertumbuhan trafik data 19,2 persen YoY dan kontribusinya sebesar  80 persen dari total pendapatan Telkomsel.


Terkait penurunan harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk yang signifikan membuat Telkom  harus membukukan unrealized loss atau kerugian yang belum terealisasi sebesar Rp 811 miliar.


Namun menurut Hans kerugian yang belum teralisasi itu tidak ada efek kepada kinerja perseroan pada jangka menengah,


“Ini non-cash item, ini biasanya di Telco lihatnya EBITDA, ini item di bawah EBITDA. Ini non cash item tidak akan mengganggu kinerja sama sekali, ini hanya masalah akuntansi semata,” ucapnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi