Jumat, 19/04/2024 - 23:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

India Larang Ekspor Gandum, Celios: Imdonesia Harus Segera Siapkan Strategi Mitigasi 

ADVERTISEMENTS

Harga gandum di pasar internasional telah naik 58,8 persen dalam satu tahun terakhir.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — India resmi memberlakukan larangan ekspor gandum. Sebagai pengimpor gandum, Indonesia disebut akan terimbas efek kebijakan ini. Pemerintah pun diminta segera mempersiapkan strategi mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan didalam negeri,” kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Celios Bhima Yudhistira, Senin (16/5/2022). 

ADVERTISEMENTS


Menurut Bhima, setidaknya ada empat dampak yang ditimbulkan dari pelarangan ekspor. Pertama, terjadi kenaikan harga karena terbatasnya pasokan. Seperti diketahui, India merupakan produsen gandum terbesar kedua di dunia. Dengan larangan ekspor, ketersediaan gandum akan sangat terbatas. 

Berita Lainnya:
Jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Kegiatan Operasional Terbatas Bank Aceh Berjalan Baik


Harga gandum di pasar internasional telah naik 58,8 persen dalam satu tahun terakhir. Imbas pada inflasi pangan akan menekan daya beli masyarakat. Banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi. 


Kedua, pelarangan ekspor gandum yang belum diketahui sampai kapan waktunya membuat kekurangan pasokan menjadi ancaman serius. Perang Ukraina-Rusia sudah membuat stok gandum turun signifikan, ditambah kebijakan India, tentu berimbas signifikan ke keberlanjutan usaha yang butuh gandum. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Ketiga, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum. Ini harusnya menjadi kesempatan bagi alternatif bahan baku selain gandum seperti tepung jagung, singkong, hingga sorgum yang banyak ditemukan di Indonesia. Keempat, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum, ketika harga gandum naik bisa sebabkan harga daging dan telur juga naik. 

Berita Lainnya:
Mendag: Mayoritas Harga Pangan Cenderung Turun Jelang Lebaran


Menurut Bhima, pemerintah harus segera mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India. Pengusaha disektor makanan minuman dan pelaku usaha ternak perlu berkoordinasi mencari jalan keluar bersama dengan Pemerintah. 


“Sekarang harus dihitung berapa stok gandum di tanah air, dan berapa alternatif negara penghasil gandum yang siap memasok dalam waktu dekat. Bukan tidak mungkin, Pemerintah Indonesia bersama negara lain melakukan gugatan kepada India ke WTO karena kebijakan unilateral India merugikan konsumen dan industri di Indonesia,” tutup Bhima.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi