Jumat, 26/04/2024 - 06:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Tanda Kesehatan Otak Bermasalah, Jangan Diabaikan

ADVERTISEMENTS

Banyak pasien dengan tumor otak mengalami sakit kepala.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Dalam hal kesehatan otak, mengetahui apa yang normal dan tidak, menjadi sangat penting. Mendapatkan diagnosis tumor otak bisa sangat menakutkan bagi siapa saja. Karena itulah, pemeriksaan dini dan memperhatikan peringatan tertentu perlu menjadi perhatian.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Ada banyak jenis termasuk tumor yang muncul di dalam otak maupun bermetastasis ke atau menyebar dari area lain di tubuh. “Itu bisa jinak atau ganas,” kata ahli bedah saraf Sumeer Sathi seperti dikutip dari Eat This Not That, Rabu (18/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Dalam menangani tumor otak, diagnosis dini mungkin menawarkan prognosis terbaik. Berikut lima tanda peringatan masalah kesehatan otak yang tidak boleh diabaikan: 

ADVERTISEMENTS


1. Sakit kepala

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sakit kepala merupakan keluhan cukup umum bagi banyak orang. Namun terkadang itu bisa menjadi suatu pertanda yang lebih serius.


Banyak pasien dengan tumor otak memang mengalami sakit kepala, mulai dari yang ringan hingga parah bahkan tak kunjung berhenti. Asisten profesor onkologi dan ahli bedah saraf di Roswell Park Comprehensive Cancer Center, Lindsay Lipinski, memperkirakan 50 hingga 60 persen pasien dengan tumor otak di Roswell Park mengalami sakit kepala pada saat diagnosis mereka. Mereka paling sering terjadi bersamaan dengan masalah neurologis lain seperti kejang atau masalah bicara yang mengarah pada diagnosis.

Berita Lainnya:
LPM Dinamika UIN SU Masuk Daftar Pemenang Penghargaan ISMA 2024


2. Masalah memori


Masalah memori bisa menjadi tanda demensia, menurut para ahli. Asosiasi Alzheimer menyatakan salah satu tanda paling umum dari penyakit Alzheimer, terutama pada tahap awal, adalah melupakan informasi yang baru dipelajari.


“Yang lainnya termasuk melupakan tanggal atau acara penting, menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang, dan semakin bergantung pada alat bantu memori. Misalnya, menanyakan catatan pengingat, perangkat elektronik atau anggota keluarga untuk hal-hal yang biasa mereka tangani sendiri,” jelasnya.


3. Perubahan kepribadian yang drastis


Perubahan kepribadian bisa jadi akibat dari cedera otak. Meskipun perubahan kepribadian mungkin terlihat selama rehabilitasi cedera otak rawat inap, itu sering menjadi lebih jelas setelah pasien kembali ke rumah.


“Setelah mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan mencoba untuk melanjutkan aktivitas normal,” kata Alphonsa Thomas, Direktur Layanan Klinis Rawat Jalan di Johnson Rehabilitation Institute, Ocean University Medical Center.

Berita Lainnya:
Apa Itu Sindrom Havana? Kesaksian Agen FBI: Rasanya Seperti Telinga Dibor Dokter Gigi


Menurut dia, semua jenis cedera otak, terlepas dari tingkat keparahannya, dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan beberapa pasien mungkin tidak mengalami perubahan kepribadian sama sekali.


4. Masalah penglihatan


Masalah penglihatan adalah tanda umum dari gegar otak. Spesialis gegar otak Richard Figler mengatakan itu adalah cedera otak fungsional berumur pendek yang biasanya disebabkan oleh benturan atau benturan di kepala. Gegar otak memicu proses kimia di otak saat mencoba menyembuhkan dirinya sendiri. 


“Selama proses itu, dan tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh, hal itu dapat memengaruhi berbagai fungsi seperti keseimbangan, memori, fokus, atau bahkan menyebabkan gangguan penglihatan,” kata dia.


5. Masalah tidur


Studi menunjukkan insomnia dapat dikaitkan dengan plastisitas di korteks motorik otak. Insomnia bukanlah gangguan malam hari.


Asisten profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins University, Rachel E Salas, mengatakan itu adalah kondisi otak 24 jam seperti sakelar lampu yang selalu menyala. Penelitian yang ada menunjukan informasi tentang perbedaan otak yang terkait dengan itu.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi