Sabtu, 20/04/2024 - 07:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

RI Tanggapi Pendaftaran Keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO

ADVERTISEMENTS

Indonesia berharap proses keanggotaan NATO bertujuan untuk menciptakan kondisi stabil

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA – Finlandia dan Swedia secara resmi mendaftarkan diri untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (18/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Pada prinsipnya ini adalah hal-hal yang menjadi hak dari negara masing-masing, dan kita mencermati bahwa proses ini sedang bergulir dan juga ada negara anggota NATO yang memberikan catatan sehingga proses itu harus dilalui dalam proses bergabungnya kedua negara tersebut ke NATO,” ujar Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah dalam pengarahan pers secara daring, Kamis (19/5/2022).

ADVERTISEMENTS

Kendati begitu, Indonesia menilai keinginan satu negara untuk bergabung dalam satu pakta pertahanan atau penambahan anggota, tidak justru meningkatkan ketegangan di kawasan. Indonesia berharap adanya satu proses peredaan ketegangan.

Berita Lainnya:
Wamenlu Cina Angkat Isu Palestina di Boao Forum for Asia 

“Setelah kita mencermati bahwa berbagai hal yang menjadikan rasional, disebutkan bahwa terjadinya peperangan saat sekarang di Ukraina, tapi malah dikaitkan dengan masalah masih adanya Pakta Pertahanan di satu wilayah negara,” katanya.

Hal ini juga dicermati oleh Kemenlu RI. Oleh karenanya, Indonesia berharap proses yang masih berlangsung tersebut bertujuan untuk menciptakan satu kondisi yang stabil dan damai, bukan menambah ketegangan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Terlepas dari adanya hak atau kebebasan warga negara untuk bergabung dengan satu pakta pertahanan, namun kita berharap proses besarnya adalah menuju satu kondisi yang stabil dan perdamaian,” ujar Faizasyah.

Berita Lainnya:
Kunjungan Menlu Iran ke Suriah Bahas Serangan Israel

Finlandia dan Swedia sama-sama menjadi negara netral selama Perang Dingin. Keputusan kedua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO mencerminkan pergeseran besar dalam opini publik di kawasan Nordik sejak invasi Rusia pada 24 Februari ke Ukraina.

Ini juga membawa perluasan aliansi Barat yang telah lama disebut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai salah satu pembenaran utama untuk memerintahkan operasi militer khusus di Ukraina pada Februari. Keputusan Finlandia dan Swedia untuk mencari tempat di bawah payung NATO merupakan kemunduran bagi Rusia. Sementara itu, Turki keberatan atas pengajuan kedua negara itu menjadi anggota NATO.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi