Sabtu, 20/04/2024 - 03:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Biden dan Mohammad bin Salman Kemungkinan Bertemu Bulan Depan

ADVERTISEMENTS

Biden disebut sedang berbicara tentang produksi minyak dengan Arab Saudi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 WASHINGTON — Stasiun televisi CNN melaporkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kemungkinan akan bertemu untuk pertama kalinya dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman bulan depan. Laporan ini dikutip dari sejumlah sumber.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pemerintah Biden sedang berbicara dengan Arab Saudi tentang kemungkinan pertemuan langsung antara kedua pemimpin pemerintahan itu. Saat Biden menggelar kunjungan luar negeri bulan depan.

ADVERTISEMENTS


Pada Kamis (19/5/2022) Gedung Putih mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi apakah ada rencana pertemuan antara Biden dengan Putra Mahkota Arab Saudi. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan ia sedang berbicara tentang produksi minyak dengan Arab Saudi.

Berita Lainnya:
Biden Diam-Diam Setujui Pengiriman Lebih Banyak Bom dan Jet Tempur Baru ke Israel


Hubungan AS dan Arab Saudi renggang setelah bulan lalu Biden memutuskan menarik dukungan Washington pada koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman dan mempublikasikan hasil intelijen bahwa Mohammad bin Salman penguasa de facto Arab Saudi menyetujui operasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Pemilik hak tinggal AS itu dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di Turki 2018 lalu.  


Pemerintah Arab Saudi membantah keterlibatan putra mahkota yang dikenal MBS dengan pembunuhan Khashoggi yang merupakan kolumnis the Washington Post. Ia dibunuh dan dihilangkan tim lapangan Arab Saudi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Joe Biden Bahas Laut Cina Selatan Dengan Xi Jinping


Hubungan AS dan eksportir minyak terbesar di dunia itu juga merenggang karena upaya Biden mengaktifkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015. Sekutu-sekutu AS di Arab Teluk mendesak syarat untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir terlalu sedikit.


Sejauh ini Washington juga belum berhasil menyakinkan Arab Saudi untuk memompa lebih banyak minyak dari yang disetujui dalam kelompok negara produsen minyak OPEC+ untuk mengisi kekosongan yang diakibatkan sanksi Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Arab Saudi menolak berpihak dalam konflik tersebut.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi