Kamis, 25/04/2024 - 13:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIMIGAS

Pengamat: Keputusan tidak Ekspor EBT Bisa Berdampak Terhadap Investasi

ADVERTISEMENTS

Menteri Bahlil mempersilakan investor menanamkan modal pada energi terbarukan RI.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada sekaligus pengamat ekonomi energi Fahmy Radhi mengatakan keputusan pemerintah yang tidak akan mengekspor energi baru terbarukan (EBT) bisa berdampak terhadap iklim investasi di Indonesia.”Pengembangan energi baru terbarukan dibutuhkan teknologi yang tidak dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia harus menggandeng investor pemilik teknologi. Investor akan urungkan niat investasi di Indonesia kalau pasar dibatasi hanya untuk dalam negeri tanpa bisa diekspor,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (19/5/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia belum berpikir untuk mengekspor energi baru terbarukan ke negara manapun. Ia mempersilakan investor untuk menanamkan modal pada sektor energi baru terbarukan di Indonesia. Namun, produk setrum bersihnya tidak akan diekspor agar membangun industri lokal di dalam negeri.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Holding Perkebunan dan TNI AD Jalin Kolaborasi Amankan Aset Negara


Pemerintah terus mendorong pengembangan energi hijau dan ramah lingkungan, termasuk mengembangkan potensi sumber energi baru terbarukan hingga mendorong ekosistem kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik di dalam negeri.Pengembangan energi yang ramah lingkungan juga sejalan dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia untuk bisa mencapai target netralitas karbon pada 2060 atau lebih cepat.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dirjen IRENA: EBT Bawa Ketahanan Lebih Besar untuk Energi Global


Lebih lanjut Fahmy menilai bahwa pernyataan Menteri Bahlil itu tidak sesuai dengan investasi energi baru terbarukan yang telah dilakukan oleh Pertamina dan PLN yang bekerja sama dengan investor asing.Menurut dia, Pertamina sudah menggandeng perusahaan Eni Italia untuk menghasilkan bahan bakar nabati B100 yang akan dipasarkan ke dalam dan luar negeri.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sementara itu, anak perusahaan PLN bekerja sama dengan perusahaan Singapura untuk menghasilkan listrik yang seluruh setrumnya dijual ke Singapura. Fahmy pun menyarankan agar pemerintah membatalkan keinginan untuk tidak mengekspor energi baru terbarukan supaya tidak blunder di masa depan.


 

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi