Sabtu, 20/04/2024 - 02:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Ukraina Tuding Rusia Curi 600 Ribu Ton Gandum

ADVERTISEMENTS

Gandum-gandum itu diklaim dicuri dari wilayah Ukraina yang diduduki paksa Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

KIEV — Rusia telah mencuri sekitar 600 ribu ton gandum dari wilayah pendudukan Ukraina dan mengekspor sebagian lainnya. Demikian disampaikan wakil kepala serikat produsen pertanian Ukraina UAC, Rabu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Ukraina akan menuntut Rusia memberikan kompensasi atas pencurian gandum dan perusakan properti petani,” kata wakil kepala UAC Denys Marchuk kepada televisi Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Rusia Tuduh AS Tutupi Dalang Serangan di Aula Konser Crocus


Menurut Marchuk, sampai saat ini, sekitar 600 ribu ton gandum telah dicuri dari perusahaan pertanian dan dibawa ke wilayah semenanjung Krimea yang diduduki sementara dan dari sana dipindahkan ke pelabuhan, khususnya ke Sevastopol, dan dari sana, kapal pergi ke Timur Tengah.


Dia mengatakan sekitar 100 ribu ton gandum telah dikirim ke Suriah. Ini menurut bukti yang “direkam oleh Amerika Serikat”.

Berita Lainnya:
Tersangka Penembakan Moskow, Alat Kelamin Disetrum hingga Daun Telinga Dipotong Tentara Rusia


Marchuk tidak memberikan detail tambahan. Sementara Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum terbesar di dunia, dan negara-negara Barat menuduh Rusia menciptakan risiko kelaparan global dengan menutup pelabuhan Ukraina yang terletak di Laut Hitam.Di lain pihak, Rusia menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan internasional dan justru menyalahkan sanksi Barat.


sumber : Reuters/antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi