Jumat, 26/04/2024 - 01:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

NASA akan Bentuk Tim Pelajari Fenomena Udara tak Dikenal

ADVERTISEMENTS

Tim independen baru akan mulai bekerja awal musim gugur untuk memeriksa peristiwa yang tidak dapat diidentifikasi sebagai pesawat atau fenomena alam yang diketahui.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Studi ini akan fokus pada mengidentifikasi data yang tersedia, cara terbaik untuk mengumpulkan data masa depan, dan bagaimana NASA dapat menggunakan data itu untuk memajukan pemahaman ilmiah tentang UAP,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Fenomena tak dikenal di atmosfer ini menarik untuk dikaji demi keamanan nasional dan keselamatan udara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Yordania dan AS Bahas Eskalasi di Kawasan


“NASA percaya bahwa alat penemuan ilmiah sangat kuat dan berlaku di sini juga,” kata Thomas Zurbuchen, kepala asosiasi sains di markas NASA di Washington.

ADVERTISEMENTS


“Kami memiliki akses ke berbagai pengamatan Bumi dari luar angkasa – dan itu adalah sumber kehidupan penyelidikan ilmiah. Kami memiliki alat dan tim yang dapat membantu kami meningkatkan pemahaman kami tentang yang tidak diketahui. Itulah definisi sebenarnya dari apa itu sains. Itu yang kami lakukan,” imbuh dia.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
NASA Ungkap Benda yang Tabrak Rumah Warga di Florida adalah Sampah Luar Angkasa


Badan tersebut mengatakan tidak ada bukti bahwa UAP berasal dari luar bumi. Tim studi akan dipimpin oleh ahli astrofisika David Spergel, yang merupakan presiden dari Yayasan Simons di New York dan sebelumnya menjabat sebagai ketua departemen astrofisika di Universitas Princeton.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi