Kamis, 18/04/2024 - 19:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Tak Hanya Cabai, Perubahan Iklim Ganggu Produksi Bawang Merah Nasional

ADVERTISEMENTS

Produksi bawang merah nasional turun 80 persen permintaan naik 60 persen

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Cuaca ekstrem yang silih berganti beberapa waktu terakhir turut berdampak pada penurunan produksi bawang merah nasional. Dampak berupa kenaikan harga signifikan hingga ke tangan konsumen tidak terbendung. Di sisi lain, permintaan bawang merah tengah mengalami lonjakan karena aktivitas pemulihan ekonomi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Sekretaris Jenderal Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Ikhwan Arif, menuturkan, kondisi cuaca yang dirasakan pada pertengahan tahun ini jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENTS


“Penurunan produksi di bulan April-Mei kemungkinan hampir 80 persen, sedangkan permintaan masyarakat sedang meningkat hampir 60 persen. Jadi ini mengagetkan,” kata Ikhwan kepada Republika.co.id, Jumat (10/6/2022).


Ia pun menuturkan terdapat fenomena alam yang tak biasa terjadi di sentra bawang merah wilayah pantai Utara Jawa. Pada periode seperti sekarang, biasanya terdapat siklus kecepatan angin dari arah barat yang cukup tinggi. Tahun ini, siklus itu tidak terjadi.  

Berita Lainnya:
Durian Jadi 'Buah Emas" di Antara Komoditas Ekspor Vietnam


“Dan, kalau orang laut (nelayan) bilang, itu menandakan akan terjadi banjir rob dan ikan akan melimpah. Itu kejadian, sentra bawang kebanjiran harga mahal, tapi harga ikan sekarang murah. Itu berdasarkan kejadian,” kata Ikhwan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Tercatat, harga bawang merah dari tingkat petani sudah naik lebih dari Rp 30 ribu per kilogram (kg) lebih rendah dari harga biasa di bawah Rp 20 ribu per kg. Kenaikan harga mau tak mau harus terjadi agar petani bisa mempertahankan usahanya di tengah kegagalan produksi.


Terlepas dari fenomena alam yang terjadi, Ikhwan mengatakan, area pertanaman bawang merah terus mengalami kenaikan. Khusus sentra di Brebes, Jawa Tengah telah dilakukan penanaman seluas 15 ribu hektare. Di harapkan luasan tanam itu akan optimal dengan produktivitas normal sekitar 8 ton bahkan 10 ton per hektare.

Berita Lainnya:
Mendag: Mayoritas Harga Pangan Cenderung Turun Jelang Lebaran


Sebagai informasi, rata-rata produksi tahunan bawang merah nasional bisa mencapai 1,2 juta ton sementara total permintaan setahun masih sekitar 800 ribu ton. Dengan kata lain, Indonesia saat ini sudah dalam posisi swasembada bawang merah.


Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Kementan, Tommy Nugraha menuturkan, kendala yang dihadapi oleh komoditas bawang merah sama halnya seperti yang terjadi pada cabai.


Komoditas pangan hortikultura sangat sensitif terhadap curah hujan yang tinggi karena secara langsung berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil panen petani.


Pihaknya tidak bisa menjelaskan, seberapa besar potensi penurunan produksi bulan ini sekaligus kemungkinan produksi yang dihasilkan. Meski demikian, ia menuturkan, Kementan terus melakukan pendampingan bagi para petani bawang merah di wilayah-wilayah sentra.


“Kita memberikan bantuan dengan gerakan pengendalian hama penyakit untuk mempercepat proses tanam untuk mengganti tanaman yang rusak,” ujarnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi