Jumat, 26/04/2024 - 01:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Ukraina Minta Rusia Dikeluarkan dari Organisasi Pangan Dunia

ADVERTISEMENTS

Ukraina menilai Rusia sebabkan melonjaknya kelaparan di dunia

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

PARIS – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari Food and Agriculture Organization (FAO). Dia menyalahkan Moskow atas terjadinya krisis gandum global. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Tidak ada diskusi untuk memperpanjang keanggotaan Rusia di FAO,” kata Zelensky saat berbicara lewat tautan video kepada para delegasi dalam pertemuan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Paris, Prancis, Kamis (9/6/2022). 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Pada kesempatan itu, Zelensky kembali mengingatkan bahwa misi FAO, yang aktif di 130 negara, adalah mencapai ketahanan pangan untuk semua. 

ADVERTISEMENTS


“Apa yang harus dilakukan Rusia (di FAO) jika mereka menyebabkan kelaparan setidaknya 400 juta atau berpotensi lebih dari 1 miliar orang?” ucapnya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan dampak konflik Rusia-Ukraina bagi dunia bisa semakin memburuk. 


Menurutnya, 1,6 miliar orang di berbagai negara bakal menanggung imbas perang antara dua negara bekas Uni Soviet tersebut. “Dampak perang terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan bersifat sistemik, parah, serta semakin cepat,” kata Guterres saat mempresentasikan laporan kedua tentang dampak konflik Rusia-Ukraina, Rabu (8/6/2022). 

Berita Lainnya:
Rusia Kembali Tuduh Ukraina Serang PLTN Zaporizhzhia


Dia mengkhawatirkan krisis yang bisa muncul sebagai konsekuensi perang Rusia-Ukraina. “Bagi orang-orang di seluruh dunia, perang mengancam untuk melepaskan gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya, meninggalkan kekacauan sosial serta ekonomi di belakangnya,” ucapnya. 


Guterres berpendapat, krisis pangan yang berlangsung saat ini terjadi akibat kurangnya akses. Namun tahun depan, hal itu bisa terjadi karena kekurangan pangan. “Hanya ada satu cara untuk menghentikan kumpulan badai ini yaitu invasi Rusia ke Ukraina harus diakhiri,” ujarnya. 


Menurut laporan PBB, jumlah orang dengan rawan pangan bisa meningkat sebanyak 47 juta jiwa tahun ini akibat konflik Rusia-Ukraina. 


Dengan demikian, totalnya dapat menembus 323 juta pada akhir tahun. Laporan PBB pun mengungkapkan, hingga lebih 58 juta orang di Afrika mungkin jatuh ke dalam kemiskinan tahun ini. 

Berita Lainnya:
Menlu Harap Terwujudnya Gencatan Senjata di Jalur Gaza


Laporan PBB memprediksi, kemiskinan ekstrem di Timur Tengah dan Afrika Utara bisa bertambah 2,8 juta orang tahun ini. Sementara di Asia Selatan, 500 juta orang berisiko. 


“Upaya nyata harus dilakukan untuk memastikan pasokan penting makanan dan energi menjangkau yang paling rentan,” kata PBB dalam laporannya. 


Ukraina dan Rusia adalah pemain besar dalam produksi pangan dunia. Menurut PBB, mereka mewakili 53 persen perdagangan global minyak bunga matahari dan biji-bijian, serta 27 persen gandum. Di Afrika, 25 negara mengimpor lebih dari sepertiga gandum mereka dari Ukraina dan Rusia. 


Selain itu, Rusia dan Ukraina mengekspor 28 persen pupuk yang terbuat dari nitrogen dan fosfor, serta kalium. Konflik telah menghambat Ukraina melakukan pengiriman pasokan ke luar negeri. Sementara sanksi Barat telah mencegat Rusia mengekspor komoditas-komoditasnya.      

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi