Kamis, 25/04/2024 - 16:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Ekonom Beri Rapor Merah kepada Menteri-Menteri Terkait Ekonomi

ADVERTISEMENTS

Menteri-menteri terkait ekonomi dinilai tak fokus dengan tugasnya

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA— Center of Economic and Law Studies memberikan sejumlah menteri-menteri yang bersinggungan dengan ekonomi saat ini rapor merah atau penilaian buruk.  

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Pernyataan ini disampaikan ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistir, saat diskusi daring yang digelar Polemik Trijaya, Sabtu (11/6/2022). “Oh iya (rapor merah) empat dari 10,” katanya dalam diskusi dengan tema “Jangan pegel nunggu reshuffle,”tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Penilaian buruk itu disebutnya karena beberapa catatan, yakni terkait kinerja para menteri yang disebutnya tidak memberikan hasil yang baik. 

ADVERTISEMENTS


“Minyak goreng gonta-ganti kebijakan mulai dari pelarangan ekspor kemarin, ada harga eceran tertinggi, sekarang ada minyak goreng itu kalau beli harus pakai aplikasi. Makin rumit ternyata, tapi masalahnya nggak selesai,” ujarnya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dia juga mencatat ada koordinasi yang kurang baik antarkementerian yang membuat kendala dalam program kementerian sendiri. 

Berita Lainnya:
Lindungi Industri dalam Negeri, Kemenperin Rampungkan Regulasi Turunan Permendag


Salah satunya adalah terkait data masyarakat ekonomi lemah untuk akses pembelian pertalite. Data yang sebenarnya sudah tersedia di data terpadu kesejahteraan sosial tapi belum dipakai oleh lembaga terkait. 


“Belum mau memakai data itu, jadi kalau mau beli pertalite kedepannya harus pakai apalikasi My Pertamina. Ini kan artinya ada ketidakpercayaan sesama kementerian. Soal masalah data saja belum selesai sampai sekarang,” terangnya. 


Catatan lainnya adalah terkait kesiapan menteri-menteri itu untuk menghadapi tantangan baru pascapandemi Covid-19. Hal ini karena setelah pandemi berakhir, para menteri dituntut bukan hanya memulihkan perekonomian seperti sebelum pandemi, melainkan juga untuk menghadapi tantangan baru yang berbeda. 


Kemudian Bhima juga menekankan bahwa menjelang tahun politik ini, beberapa menteri justru lebih terlihat sibuk untuk menjalani kegiatan politiknya ketimbang menjalankan tugas-tugasnya di kementerian. Dia berharap agar menteri-menteri itu mampu membagi waktu antara tugas dan keinginan elektoralnya.  

Berita Lainnya:
Sambut Penugasan GovTech, Peruri Rombak Susunan Direksi dan Komisaris PDS


“Mulai jelang tahun politik sebenarnya suhu politiknya sudah panas mulai dari sekarang sampai nanti 2023-2024. Nah ini diharapkan pak Jokowi juga melihat gimana menteri itu bisa membagi waktu antara sibuk safari politik dengan kinerjanya. Karena yang dikhawatirkan kalau dari persepsi ekonomi, adalah menteri yang kemudian terlalu fokus soal elektoral maka dia nggak akan fokus untuk membagi terhadap kinerja-kinerja yang memang menjadi PR utama,” katanya. 


Jikapun terjadi reshuffle, dia berharap agar nomenklatur kementerian bisa menjadi lebih efektif dan efisien. “Mungkin bukan hanya reshuffle, tapi mungkin ada pembaruan dalam hal nomenklatur kementerian,” ucapnya. 


“Kita nggak perlu terlalu banyak, terlalu gemuk tapi yang penting kinerjanya efektif dan memang bisa membantu pak Presiden menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sekarang,” kata dia menambahkan.         

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi