Rabu, 24/04/2024 - 06:14 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

IHSG Dibuka Melemah, Saham Energi Jumbo Masuk Top Losers

ADVERTISEMENTS

Saham energi jumbo seperti INDY, ADRO dan ADMR terkoreksi lebih dari 1 persen

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Rabu (15/6). IHSG terkoreksi tipis ke level 7.031,19 setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Penurunan IHSG utamanya disebabkan oleh saham-saham sektor energi yang masuk dalam daftar top losers. INDY, ADRO dan ADMR pagi ini kompak terkoreksi lebih dari 1 persen. INCO terpangkas lebih dalam sebesar 3 persen. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Indeks saham di Asia dibuka turun setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir varaitif (mixed). “Lonjakan inflasi mendorong investor bersiap menghadapi kenaikan suku bunga acuan terbesar dalam 28 tahun minggu ini,” tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (15/6). 

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dirjen Navigasi Penerbangan Pantau Festival Balon Udara Wonosobo


Menurut riset, investor meyakini bank sentral AS, Federal Reserve, akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps, terbesar sejak November 1994. Investor memprediksi suku bunga yang lebih tinggi berpotensi memicu terjadinya resesi ekonomi pada pertengahan 2023.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Rilis data ekonomi AS semalam memperlihatkan inflasi di tingkat produsen (Producer Price Index atau PPI) melonjak 10,8 persen YoY di bulan Mei. Angka ini sedikit lebih lambat dari kenaikan 10,9 persen YoY pada bulan April dan turun dari kenaikan 11,5 persen YoY di bulan Maret.

Berita Lainnya:
Standar Rekrutmen Disebut Kelewat Tinggi, KAI Beri Penjelasan


Secara bulanan (month-on-month), PPI naik 0,8 persen, lebih cepat dari laju kenaikan 0,4 persen di bulan April. Data PPI ini memberi sinyal bahwa ancaman inflasi terhadap ekonomi AS belum menunukkan tanda-tanda akan segera mereda.


Dari sisi makroekonomi, Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan investor hari ini menantikan rilis sejumlah data ekonomi Cina untuk bulan Mei seperti Penjualan Ritel, Industrial Production, Tingkat Pengangguran dan Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) sepanjang tahun ini. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) di jadwalkan merilis data Neraca Perdagangan bulan Mei.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi