Kamis, 25/04/2024 - 13:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Studi: Polusi Udara Kurangi Harapan Hidup Warga di India Hingga 10 Tahun

ADVERTISEMENTS

Polusi udara mikroskopis dari pembakaran bahan bakar fosil bisa kurangi harapan hidup

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 NEW DELHI – Sebuah studi yang dilakukan oleh Energy Policy Institute University of Chicago (EPIC) mengungkapkan polusi udara mikroskopis yang disebabkan pembakaran bahan bakar fosil dapat mengurangi harapan hidup hampir 10 tahun di ibu kota India yang termasuk salah satu kota paling tercemar dunia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Studi yang dirilis pada Selasa (14/6/2022) ini mengatakan penyakit paru-paru dan jantung disebabkan oleh polusi PM2.5.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Polusi tersebut dapat mengurangi harapan hidup masyarakat yang tinggal di negara bagian Uttar Pradesh dan Bihar, kawasan bagi 300 juta penduduk. Menurut Indeks Kehidupan Kualitas Udara yang diterbitkan EPIC, rata-rata orang di Asia Selatan akan hidup lima tahun lebih lama jika tingkat partikel halus memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di seluruh dunia, polusi udara bisa memperpendek umur hingga ebih dari dua tahun.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Rusia Gelar Serangan ke Infrastruktur Ukraina 

Polusi PM2.5 kira-kira berdiameter rambut manusia yang menembus ke dalam paru-paru dan memasuki aliran darah. Pada tahun 2013, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengklasifikasikannya sebagai agen penyebab kanker.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

WHO mengatakan kepadatan PM2.5 di udara tidak boleh melebihi 15 mikrogram per meter kubik dalam periode 24 jam atau rata-rata 5mcg/m3 sepanjang tahun. Karena semakin banyak bukti dampak kerusakan pada kesehatan, WHO memperketat standar itu pada tahun lalu, perubahan pertama sejak penetapan pedoman kualitas udara tahun 2005.

Berita Lainnya:
Iran: Ada Banyak Cara untuk Membalas Israel

“Mengurangi polusi udara global secara permanen untuk memenuhi pedoman WHO akan menambah 2,2 tahun harapan hidup rata-rata,” kata pemimpin penelitian Crista Hasenkopf dan rekannya dalam laporan Indeks Kehidupan Kualitas Udara, dikutip Aljazirah, Selasa (14/6/2022).

Anehnya, pada tahun 2020 menurut data terbaru, polusi PM2.5 hampir tidak berubah dari tahun sebelumnya meskipun ada perlambatan dalam sektor ekonomi global dan penurunan emisi karbon dioksida (CO2) karena lockdown Covid-19. “Di Asia Selatan, polusi sebenarnya meningkat selama tahun pertama pandemi,” catat para penulis.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi