Suhu Otak Manusia Ternyata Bisa Capai 40 Derajat Celsius

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ada banyak faktor yang membuat suhu otak manusia bisa meningkat.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Istilah orang berkepala panas mungkin tak hanya merujuk pada sifat pemarah, tetapi juga memiliki makna harfiah. Alasannya, otak manusia memiliki suhu rata-rata yang cukup panas, bahkan bisa mencapai lebih dari 40 derajat Celsius.

ADVERTISEMENTS


Hal ini diketahui melalui sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Medical Research Council (MRC) Laboratory for Molecular Biology. Melalui studi, tim peneliti melakukan analisis terhadap data mengenai suhu otak dari dua kelompok partisipan.

ADVERTISEMENTS


Salah satu kelompok ini terdiri dari para pasien yang sedang dirawat di ruang perawatan intensif dan baru saja menjalani pemindaian otak. Kelompok lainnya terdiri dari partisipan dengan kondisi sehat yang juga menjalani pemindaian otak.

ADVERTISEMENTS


Pengecekan suhu tubuh dan otak para partisipan dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu hari. Pengecekan suhu ini dilakukan pada pagi, siang, dan malam.


Secara keseluruhan, suhu otak rata-rata pada kedua kelompok partisipan adalah sekitar 101,3 derajat Fahrenheit atau sekitar 38,5 derajat Celsius. Suhu ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu tubuh yang diukur melalui mulut.

ADVERTISEMENTS


Dari pengukuran ini, peneliti juga menemukan banyak variabel terkait suhu otak. Secara umum, suhu otak cenderung lebih rendah di malam hari. Selain itu, suhu di area dalam otak juga tampak lebih tinggi dibandingkan suhu di dekat permukaan otak.

ADVERTISEMENTS


Wanita dan lansia juga cenderung memiliki suhu otak yang lebih tinggi. Berbagai temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Brain.

ADVERTISEMENTS


Selama ini diyakini bahwa suhu otak yang tinggi dapat meningkatkan risiko komplikasi serius. Namun pada otak yang sehat, suhu otak bisa mencapai setinggi 105,62 derajat Fahrenheit atau 40,9 derajat Celsius tanpa adanya masalah.

ADVERTISEMENTS


Bahkan pada pasien dalam kondisi kritis, tim peneliti tidak menemukan adanya hubungan jelas antara suhu otak yang lebih tinggi dengan peluang hidup pasien. Hal yang tampak lebih prediktif terhadap harapan hidup pasien adalah perubahan suhu otak yang terjadi sepanjang hari.


“Ada alasan yang baik untuk meyakini bahwa variasi harian (suhu otak menurun di malam hari dan meningkat di siang hari) berkaitan dengan kesehatan otak dalam jangka panjang,” ketua tim peneliti John O’Neill dari MRC Laboratory for Molecular Biology, seperti dilansir Gizmodo, Kamis (16/62022).


Bila hipotesis ini terbukti benar, tim peneliti mengatakan variasi suhu otak mungkin bisa menjadi sarana untuk mendiagnosis gangguan otak dengan lebih baik di masa mendatang. Suhu otak juga mungkin bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki terapi.


Temuan dalam studi ini, lanjut tim peneliti, juga mengindikasikan bahwa variasi suhu otak bergantung pada banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah waktu siang dan malam, area otak, hingga jenis kelamin, dan usia.


Melalui studi ini, tim peneliti juga dapat memetakan suhu otak secara empat dimensi. Peta suhu otak ini mereka namai dengan Heatwave.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version