Jumat, 19/04/2024 - 03:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Lebih Dari 800 Masjid di Jerman Jadi Target Serangan sejak 2014

ADVERTISEMENTS

Lebih dari 800 masjid di Jerman jadi target serangan sejak 2014.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

BERLIN — Laporan kelompok hak asasi manusia Brandeilig menyatakan, lebih dari 800 masjid di Jerman telah menjadi target ancaman dan serangan sejak 2014. Tetapi sebagian besar kasus kejahatan tersebut tidak diselidiki dengan benar.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Brandeilig mencatat hampir 840 insiden serangan, perusakan dan ancaman terhadap masjid antara 2014 dan 2022. Brandeilig telah mendirikan pusat pelaporan pertama di Jerman untuk serangan terhadap masjid.

ADVERTISEMENTS


Analisis terperinci tentang serangan terhadap masjid pada 2018 mengungkapkan bahwa, para pelaku yang melakukan sebagian besar serangan tidak dikenal, sehingga memicu serangan lebih lanjut terhadap situs ibadah Muslim oleh kelompok neo-Nazi atau ekstremis sayap kiri. Di antara 120 serangan masjid yang tercatat pada 2018, pelaku dapat diidentifikasi di sembilan kasus. Para ahli Brandeilig menekankan, dalam setidaknya 20 kasus, termasuk serangan pembakaran masjid tersangka bertujuan untuk menimbulkan korban tewas atau korban dengan luka parah.

Berita Lainnya:
Imam Al Ghazali Ingatkan Agar Mata Dijaga dari Empat Perkara Ini


“Secara umum, petugas polisi tiba di tempat kejadian dengan sangat cepat dan segera memulai penyelidikan. Namun demikian, hampir tidak ada insiden yang bisa diselesaikan hingga hari ini,” kata para ahli, dilansir Anadolu Agency, Jumat (17/6/2022).


Sosiolog dan ilmuwan politik, Yusuf Sari, mengatakan, separuh dari serangan berasal dari kelompok sayap kanan dan, dalam banyak kasus pelakunya belum tertangkap. Dengan demikian, pelaku masih menjadi ancaman bagi umat Islam.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Penting juga untuk dicatat bahwa masyarakat sering dibiarkan sendiri setelah serangan dan tidak menerima bantuan, baik spiritual maupun material,” kata Sari.


Sari mengharapkan pihak berwenang dapat berbuat lebih banyak dalam memerangi rasisme anti-Muslim. Selain itu, solidaritas dengan komunitas Muslim harus ditingkatkan, dan komunitas masjid harus mendapatkan dukungan, termasuk dukungan keuangan setelah serangan.


Tapi salah satu yang terpenting adalah pengungkapan kasus dan penangkapan pelaku, jika tidak maka akan menjadi insentif bagi pelaku,” kata Sari.

Berita Lainnya:
Cair, Pemprov Bengkulu Anggarkan Rp 6,1 M untuk Rumah Ibadah


Sari menambahkan bahwa, para ahli mengamati peningkatan jumlah serangan terhadap masjid dan umat Islam. Menurutnya kehadiran tersangka dalam jumlah yang sangat kecil sangat mengkhawatirkan. 


“Sesuatu perlu diubah, terutama pada saat ini, jika kita ingin menangani sayap kanan dan mencegah orang-orang terluka parah di masa depan. Serangan terhadap masjid tidak boleh diremehkan dalam keadaan apa pun. Kami berharap dapat memberikan kontribusi kecil untuk masalah rasisme anti-Muslim dengan laporan kami,” kata Sarin


Ekstremis sayap kiri dan pengikut kelompok teror YPG/PKK berada di balik beberapa serangan yang menargetkan masjid. Sebagian besar serangan dilakukan oleh ekstremis sayap kanan atau kelompok neo-Nazi.


Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat, setelah Prancis. Populasi Muslim di Jerman mencapai hampir 5,3 juta orang, dan 3 juta diantaranya berasal dari Turki. 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi