Rabu, 24/04/2024 - 09:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Ukraina Kantongi Status Kandidat Uni Eropa, Putin Mengaku tak Khawatir

ADVERTISEMENTS

Putin mempertanyakan apakah bergabung dengan Uni Eropa akan menguntungkan Ukraina

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia tidak khawatir saat Ukraina mendapatkan status kandidat sebagai anggota Uni Eropa. Berbicara pada pertemuan pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, pada Jumat (17/6/2022), Putin mempertanyakan apakah bergabung dengan Uni Eropa akan menguntungkan Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Uni Eropa bukan organisasi militer. Barat lebih tertarik memberi Kiev beberapa hibah keuangan untuk mempertahankan kesetiaannya daripada benar-benar mendukung pertumbuhan ekonomi dan industrinya,” ujar Putin, dilansir Anadolu Agency, Sabtu (18/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Ketika ditanya tentang hubungan masa depan Rusia dengan Ukraina, Putin menyebut Moskow tetap bersedia membangun hubungan dengan siapa pun. Akan tetapi Putin menambahkan, hanya tentara dan angkatan laut Rusia yang dapat menjadi penjamin keamanan.

ADVERTISEMENTS


“Kami melihatnya sebagai fakta bahwa cepat atau lambat situasi akan normal. Kami ingin memastikan semua tetangga kami memiliki kemakmuran. Maka tidak dapat dihindari, saya ingin pemulihan hubungan (antara Rusia dan Ukraina),” kata Putin.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Putin menegaskan kembali serangan Rusia di Ukraina adalah “tindakan paksa” karena ada ancaman. Hal ini berbeda dengan langkah Rusia yang menciptakan pijakan militer di Meksiko.

Berita Lainnya:
Zelenskyy Sebut Tanpa Bantuan AS, Pasukan Ukraina Terpaksa Mundur Perlahan


“Rusia berulang kali mencoba menemukan titik temu, tetapi keluhan kami tidak pernah ditangani secara memadai,” ungkap Putin.


Badan eksekutif Uni Eropa pada Jumat (17/6/2022) merekomendasikan agar Ukraina dan Moldova diberikan status kandidat untuk bergabung dengan blok 27 negara tersebut. Ini menjadi perubahan geopolitik paling dramatis akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari.


Ukraina mendaftar untuk bergabung menjadi anggota Uni Eropa empat hari setelah pasukan Rusia melancarkan serangan. Langkah Ukraina ini diikuti oleh Moldova dan Georgia, yang merupakan negara bekas Soviet.


“Ukraina telah menunjukkan aspirasi negara dan tekad negara untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai dan standar Eropa,” kata Kepala Komisi Eksekutif Uni Eropa, Ursula von der Leyen di Brussel.


Von der Leyen memakai blazer warna kuning dengan kemeja biru, yang mencirikan warna bendera Ukraina ketika memberikan pengumuman tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berterima kasih kepada von der Leyen dan negara-negara anggota Uni Eropa di atas keputusan tersebut.


“Ini adalah langkah pertama di jalur keanggotaan Uni Eropa yang pasti akan membawa kemenangan kita lebih dekat,” ujar Zelenskyy.


Komisi Eropa merekomendasikan status kandidat untuk Ukraina dan Moldova. Namun mereka menunda pemberian status serupa untuk Georgia karena negara tersebut harus melengkapi dokumen persyaratan terlebih dahulu.

Berita Lainnya:
Warga Gaza Bersuit dan Berseru 'Allahuakbar' Saat Iran Serang Israel 


Von der Leyen mengatakan Georgia memiliki aplikasi yang kuat tetapi harus bersatu secara politik. Para pemimpin negara-negara Uni Eropa akan membahas rekomendasi tersebut dalam pertemuan puncak pekan depan. Mereka diperkirakan akan mendukung rekomendasi itu. 


Para pemimpin Jerman, Prancis, dan Italia telah mengisyaratkan solidaritas mereka pada Kamis (16/6/2022) dengan mengunjungi Kiev bersama dengan presiden Rumania. “Ukraina milik keluarga Eropa,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.


Ukraina dan Moldova masih akan menghadapi proses panjang untuk mencapai standar yang diperlukan sebagai negara anggota Uni Eropa. Sementara masih ada kandidat lain yang mengantre.


Pada 1990-an terjadi pergeseran penerimaan sebuah negara menjadi bagian dari Uni Eropa. Terutama untuk menyambut negara-negara bekas komunis di Eropa Timur.


 “Justru karena keberanian Ukraina, Eropa dapat menciptakan sejarah baru kebebasan, dan akhirnya menghapus zona abu-abu di Eropa Timur antara UE dan Rusia,” kata Zelenskyy.


Jika diterima menjadi bagian dari Eropa, Ukraina akan menjadi negara terbesar Uni Eropa berdasarkan wilayah. Ukraina juga akan menempat negara kelima dengan jumlah penduduk terpadat.


sumber : Reuters

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi