Sabtu, 20/04/2024 - 03:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Museum Kolonial Inggris Tetap Bertahan di Hong Kong

ADVERTISEMENTS

Bryan Ong melestarikan barang yang menceritakan kisah kolonial Inggris di Hong Kong

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

HONG KONG — Bryan Ong telah mengemban misinya untuk melestarikan barang-barang yang menceritakan kisah masa lalu kolonial Inggris di Hong Kong. Pria berusia 42 tahun ini telah mengumpulkan memorabilia kolonial sejak masih kecil dan tahun lalu membuka Museum Victoria City untuk memamerkan harta karunnya. Tempat ini tetap berjalan terlepas dari meningkatnya permusuhan antara China dan Inggris, sebagian didorong oleh warisan kolonial.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“Apakah itu baik atau buruk, itu adalah bagian dari sejarah Hong Kong,” kata Ong.

ADVERTISEMENTS

Museum dua lantai ini menampilkan medali militer, lencana, potret kerajaan, perangko, uang kertas, kliping koran, dan selebaran pemerintah kolonial. Tempat ini pun berfungsi ganda sebagai toko suvenir.

Berita Lainnya:
Pemerintah Korsel Pertimbangkan Turunkan Kuota Sekolah Kedokteran

Nenek Ong memberinya medali tentara Gurkha Inggris yang berbasis di Hong Kong sebagai hadiah ketika dia masih kecil, menginspirasi ketertarikannya pada sejarah kota. Bendera Inggris yang terbakar sebagian dari pertempuran Perang Dunia II di Hong Kong, ketika pasukan Jepang merebut kota itu, adalah salah satu barang museum yang paling berharga.

Era kolonial Hong Kong berakhir pada 1 Juli 1997, setelah 156 tahun. Momen ini menandai kembalinya China sebagai bagian integral dari wilayahnya yang terlalu lama dipisahkan dari daratan akibat desain kolonialis.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Setelah protes pro-demokrasi pada 2019, China bergerak untuk menindak perbedaan pendapat dan menegaskan otoritasnya atas kota itu. Menurut Inggris upaya tersebut bertentangan dengan perjanjian penyerahannya yang berlangsung hingga 2047, yang memicu teguran keras dari China.

Berita Lainnya:
Israel Peringatkan Empat Negara Eropa yang Berencana Akui Negara Palestina

China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di kota itu pada  2020 diikuti dengan reformasi untuk menghapus dari jabatan publik siapa pun yang dianggap tidak setia. Pendidikan, media, dan sektor lainnya semakin ditekan untuk menunjukkan patriotisme dan dukungan untuk kepemimpinan Beijing.

Ong mengatakan dia tidak khawatir tentang lingkungan politik yang cepat berubah. “Saya seorang pemuda Hong Kong. Bukan orang Inggris,” kata Ong.

Menurut Ong, dia tidak berpikir museumnya akan mengganggu pihak berwenang. “Kami akan mencoba yang terbaik untuk melestarikan barang-barang kuno Hong Kong. Tetap tenang dan berjalan,” ujarnya.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi