Jepang akan Danai Empat Proyek Indonesia, Mulai Pelabuhan Hingga Kereta Semicepat

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Menhub Budi Karya Sumadi pastikan Jepang berkomitmen mendanai empat proyek RI

ADVETISEMENTS

 JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memastikan Jepang menyatakan komitmennya untuk memberikan pendanaan untuk sejumlah proyek di Indonesia. Khususnya untuk sejumlah proyek lanjutan yang sebelumnya sudah dibangun.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Beberapa proyek mendapatkan dukungan (Jepang),” kata Budi dalam konferensi video langsung dari Jepang usai melakukan kunjungan kerja, Rabu (22/6/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Proyek pertama yang dipastikan akan mendapat pendanan dari Jepang yakni pembangunan lanjuta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Untuk selanjutnya, MRT akan dilanjutkan mulai dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Jakarta Kota dan Jakarta Kota menuju Ancol.

ADVERTISEMENTS


Tak hanya itu, Budi juga memastikan Jepang akan mendukung proyek Pelabuhan Patimban yang masih terus dikembangkan. “Proyek Patimban di mana targetnya tujuh juta teus, jadi sama besarnya dengan Priok dan satu juta car terminal. Car terminal sudah berlangsung dan menghasilkan pergerakan dalam negeri dan ekspor,” jelas Budi. 

ADVERTISEMENTS


Proyek ketiga yakni pembangunan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor atau Ground di Bekasi. Budi memastikan dengan adanya proyek tersebut maka Indonesia akan memiliki fasilitas pengujian kendaraan bermotor sendiri.


“Selama ini pengujian di luar negeri. Kita akan buat di Bekasi. Ini menjadi salah satu partner yang kita dapatkan. Insya Allah berjalan baik,” tutur Budi.


Budi menargetkan proving ground di Bekasi akan selesai dibangun pada akhir 2023. Dengan begitu, Budi memastikan nantinya Indonesia memiliki ketangguhan tersendiri dan konsepnya masih dalam pembahasan. 


Proyek keempat yakni kereta semicepat Jakarta-Surabaya juga akan mendapatkan dukungan dari Jepang. “Konsepnya sudah ada saat ini finalisasi dan dilakukan studi kelayakan. Mengukur dengan cermat bagaimana kondisi di lapangan dan trase yang dilakukan membutuhkan waktu satu tahun,” ucapnya.


Budi belum merinci berapa nilai investasi Jepang dalam mendukung semua proyek tersebut. Meskipun begitu dia memastikan komitmen Jepang sudah dikantongi dan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur strategis.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version