Jumat, 19/04/2024 - 11:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Menara Masjid Turki Unik dengan Desain Samovar di Puncaknya

ADVERTISEMENTS

Samovar menjadi simbol persatuan layaknya orang berkumpul saat minum teh.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 EYNESIL — Dengan medannya yang tidak rata, wilayah Laut Hitam Turki sering memaksa penduduknya untuk mencari solusi arsitektur yang kreatif. Namun, ide kreatif tidak selalu muncul dari kondisi geografis.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Wilayah Laut Hitam Turki berpenduduk jarang. Kawasan ini dipenuhi pegunungan yang membentang di sepanjang pantai. Untuk pembangun masjid di kota Eynesil di provinsi Giresun, pencarian simbol untuk kota mereka menghasilkan menara masjid baru yang dirancang menyerupai samovar.

ADVERTISEMENTS


Samovar adalah teko dari logam yang lazim dipakai untuk merebus air atau teh. Giresun tidak hanya terkenal di Turki sebagai pusat teh.

Berita Lainnya:
Sejarah Masuknya Islam di Iran


Penghargaan itu diberikan kepada Rize, wilayah Laut Hitam lainnya di mana produksi teh adalah andalan ekonomi. Meskipun demikian, kota Eynesil di wilayah tersebut, yang umumnya dikenal dengan ekspor kacangnya yang lezat, bangga memiliki lima pabrik teh dan komitmen penduduk setempat terhadap kebiasaan nasional Turki ini.


 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dengan pemikiran ini, sekelompok dermawan di kota kuno di pantai Laut Hitam mulai membangun sebuah masjid pada 1987. Konstruksinya mengandalkan sumbangan dan memakan waktu 35 tahun karena sentuhan desainer yang indah menghiasi masjid.

Berita Lainnya:
Gambaran Nabi Muhammad SAW dalam Perang: Sosok tidak Kenal Takut


Sebuah menara unik berwarna krem bentuknya seperti samovar, bagaimanapun, telah menarik pengunjung. Dilansir Daily Sabah, Ahad (19/6/2022), masjid ini dikelilingi oleh lanskap subur yang kadang-kadang dirusak oleh bangunan di sana-sini.


Menara anehnya membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk dibangun. Waktu tersebut jauh lebih lama daripada menara tradisional yang menghiasi masjid-masjid negara itu. Masjid ini sekarang sebagian terbuka untuk beribadah karena para pekerja terus memberikan sentuhan akhir pada eksterior.


 


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi