Jumat, 19/04/2024 - 19:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

ESDM Gandeng Negara G20 Tingkatkan Kompetensi SDM Dalam Transisi Energi

ADVERTISEMENTS

Transisi energi membutuhkan SDM yang dapat mendukung pembangunan fasilitas baru

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 LABUAN BAJO — Indonesia memiliki komitmen besar dalam pengurangan emisi demi mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat lagi. Selain pengalihan teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi faktor penting dalam mencapai target tersebut.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) Prahoro Nurtjahyo menjelaskan dalam transisi energi perlu sumber daya manusia yang dapat mendukung pelaksanaan pembangunan fasilitas-fasilitas baru tersebut. Untuk itu, sebagai tuan rumah forum KTT G20, Indonesia menggandeng negara negara untuk bisa bekerjasama dalam peningkatan kompetensi SDM ini.

ADVERTISEMENTS


“Dalam rangka mencapai Net Zero Emission, Kementerian ESDM telah menyusun roadmap hingga tahun 2060 dimana akan difokuskan pada pengurangan penggunaan pembangkit listrik batubara, percepatan pembangunan fasilitas energi baru terbarukan, penggunaan kendaraan listrik, serta penggunaan smart grid,” ungkap Prahoro saat ditemui di Labuan Bajo, Jumat (24/6).

Berita Lainnya:
PLN EPI: Cofiring Biomassa Penting dalam Transisi Energi


Ia menyebutkan, BPSDM ESDM berkomitmen untuk menyediakan tenaga yang sesuai dalam rangka mejawab tantangan roadmap tersebut. “Kami memiliki roadmap Net Zero Emmission, sehingga semua program terkait pengembangan SDM harus mengikuti roadmap tersebut. Kami telah menyiapkan anggaran untuk tahun 2022 dan telah berdiskusi dengan beberapa universitas di luar negeri antara lain Selandia baru, Australia, dan Inggris,” lanjut Prahoro.


Lebih lanjut BPSDM ESDM juga membuka kemungkinan kerjasama dengan pihak universitas yang memiliki program di luar skema pembiayaan negara. Terkait tingkat pendidikan yang menjadi fokus utama program ini, Prahoro menjelaskan, kerja sama menyasar pendidikan Magister dan Doktoral (S2 dan S3), namun tidak menutup kemungkinan bentuk kerjasama lainnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Realisasi Pasokan Gas ke Industri Pupuk tak Capai Target, Ini Penyebabnya


“Pasca pelaksanaan forum ini, maka dapat diketahui kapasitas SDM yang dimiliki oleh Kementerian ESDM, sehingga memperjelas strategi pendidikan yang akan dilaksanakan, serta mendapatkan prioritas untuk ditindaklanjuti. Acara seperti ini tidak akan berarti apabila tidak ada tindak lanjut,” tegas Prahoro.


Senada dengan Prahoro, narasumber lainnya, Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana dan Staf Ahli Menteri ESDM bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM Yudo Priaadi selaku Chair Energy Transition Working Group G20, menggarisbawahi bahwa demi tercapainya target Net Zero Emission, perlu adanya kerjasama antar negara maju dengan negara berkembang dalam bentuk transfer teknologi melalui pendidikan.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi