Sabtu, 20/04/2024 - 04:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIMIGAS

Jokowi Ajak Negara G7 Investasi di Sektor Energi Bersih Hingga Mobil Listrik

ADVERTISEMENTS

Jokowi menyampaikan, risiko perubahan iklim sangatlah nyata bagi negara berkembang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti serangkaian acara di KTT G7 yang diselenggarakan di Elmau, Jerman pada Senin (27/6). Dalam pertemuan pertama yakni terkait isu energi dan perubahan iklim, Presiden mengajak negara G7 untuk ikut berinvestasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Bapak Presiden mengajak negara G7 untuk berkontribusi dalam memanfaatkan peluang ini, terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dalam keterangan pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
BYD Raih Penjualan Mobil Listrik Terbesar di Dunia Tapi Sahamnya Anjlok, Kenapa Ya?


Kepada para pemimpin negara G7, Jokowi menyampaikan, risiko perubahan iklim sangatlah nyata bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena itu, Indonesia memiliki komitmen tegas dan upaya jelas untuk mengatasi perubahan iklim dan juga melakukan transisi energi.


Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki potensi sebagai kontributor energi bersih yang sangat besar, baik di perut bumi, di darat, maupun di laut. Selain itu, Indonesia pun membutuhkan investasi besar dan teknologi rendah karbon guna mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif.

Berita Lainnya:
Harga Cabai Merah di Pekanbaru Alami Penurunan  


“Dalam kaitan inilah investasi yang diperlukan oleh Indonesia adalah antara 25 sampai 30 miliar dolar AS untuk transisi energi 8 tahun ke depan,” jelas Retno.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Transisi energi ini, lanjut Menlu, juga dapat dioptimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan membuka peluang bisnis, serta lapangan kerja baru.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi