Jumat, 26/04/2024 - 05:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Mentan SYL Dorong Petani Beradaptasi dengan Tantangan Alam

ADVERTISEMENTS

Pertanian esok bisa menjadi kekuatan bangsa ini, minimal untuk kebutuhan sendiri

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

LAMPUNG – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan pertanian menghadapi tantangan besar dengan perubahan iklim saat ini. Petani dan semua pelaku pertanian pun harus bisa beradaptasi dengan tantangan alam tersebut. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Dengan perubahan iklim yang ada, kita dihadapkan pada situasi bagaimana membuat pertanian ramah lingkungan dan cara kita beradaptasi dengan tantangan alam,” ungkap SYL saat memberikan arahan pada pembukaan Training of Trainers (TOT) bertema Pertanian Ramah Lingkungan bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian, di Lampung pada Selasa, 28 Juni 2022.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Karena itu, SYL menyambut positif penyelenggaraan TOT ini. Menurutnya, TOT mengenai praktik pertanian ramah lingkungan seharusnya bisa menghasilkan sesuatu yang bisa diimplementasikan di lapangan. 

ADVERTISEMENTS


“TOT adalah starting point dari perjalanan yang panjang. Saya ingin TOT ini ada targetnya, setiap peserta tahu apa yang didapatkan setelah TOT dan ending apa yang diharapkan,” katanya. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Untuk menghadapi perubahan iklim, SYL menyebutkan kemampuan petani harus ditingkatkan. Peningkatan produksi harus disertai sustainability dengan menjaga ekosistem agar tetap sehat. 


Kemampuan petani bisa terus kita kembangkan dan peningkatan produksi komoditas pangan bisa kita capai. Pertanian besok bisa menjadi kekuatan bangsa ini, minimal untuk kebutuhan kita sendiri. Bahkan kami harapkan kita bisa mengisi ruang ekspor,” sebut SYL. 

Berita Lainnya:
Pemprov Sulawesi Tengah Libatkan TNI Bantu Tingkatkan Produktivitas Kawasan Pangan


Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi mengatakan masyarakat Provinsi Lampung sangat menyambut baik penyelenggaraan TOT ini yang secara khusus membahas pertanian ramah lingkungan. Diharapkan keluaran dari kegiatan TOT mampu menjawab tantangan dalam meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman pemanasan global dan krisis lahan.


“Tugas besar  kita adalah berdaulatnya pangan dan sejahteranya masyarakat khususnya petani, serta tercapainya visi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Dwita.


Dwita menilai visi Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia bukan visi yang mudah namun bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Menurutnya, perlu adanya gerakan dan terobosan dalam sektor pertanian yag dilakukan secara bersama-sama.


“Kami dari Komisi IV senantiasa mendukung Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan dengan prioritas swasembada beras . Visi kita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia akan sulit terpenuhi jika kita salah dalam membangun fondasi yang kuat yakni sumber daya manusia sebagai perumus, pelaku sekaligus penentu kebijakan pertanian,”ucap Dwita.


Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengungkapkan pertanian ramah lingkungan sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang merupakan implementasi dari RPJMN Prioritas Nasional (PN) 6 tentang membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon. 

Berita Lainnya:
Gandeng Distributor Nasional, Pertamina Lubricants Perkuat Bisnis Specialty Chemicals 


“Untuk memajukan pertanian, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual. Untuk itu, widyaiswara, dosen, guru, penyuluh pertanian, dan insan lainnya harus terus mengupgrade wawasan, kapasitas dan kemampuan untuk  menjawab tantangan perkembangan dunia pertanian, terutama terkait teknologi untuk beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim”, jelas Dedi. 


Dedi menambahkan, ketahanan pangan saat ini tidak hanya terkendala oleh karena adanya perang antar negara namun climate change yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan bumi yang berpengaruh secara signifikan terhadap seluruh ekosistem yang ada termasuk ekosistem pertanian. 


“Solusi dari pemanasan global dan cuaca ekstrim adalah pertanian ramah lingkungan dan pertanian  bersahabat. Konsep pertanian yang betul-betul memperhatikan penyebab pemanasan global harus kita segera terapkan,” tambanya.


Dedi menyebutkan kegiatan TOT ini dapat diakses melalui aplikasi Learning management System (LMS) di seluruh UPT Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini melebihi 10.000 orang. 

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi