Jumat, 19/04/2024 - 23:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Mengajarkan Menabung Belum Tentu Bikin Anak Pintar Kelola Uang

ADVERTISEMENTS

Anak perlu diajarkan literasi keuangan sejak dini, bukan cuma dengan menabung.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Menurut Annisa Steviani selaku certified financial planner, literasi finansial sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Dengan begitu, anak dapat mengatur keuangannya dengan lebih baik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Biasanya, kalau orang tua itu menganggap kalau sudah ngajarin nabung, tandanya sudah ngajarin anak tentang keuangan. Padahal, kita sendiri dari kecil diajarin menabung, tapi apakah sudah pasti bisa kelola uang? Belum tentu,” kata Annisa saat diskusi daring, Rabu (29/6/2022).

ADVERTISEMENTS


Annisa mengatakan bahwa untuk mengajarkan literasi finansial pada anak memang membutuhkan proses. Cara pertama yang bisa dilakukan oleh orang tua yang memiliki anak balita adalah dengan mengajarkan bahwa uang merupakan alat tukar.


“Jadi memang prosesnya itu banyak ya untuk ngajarin keuangan sama anak. Pertama, kalau anaknya masih balita, kita bisa ajarin bahwa uang itu sebagai alat tukar dulu. Kalau kita belanja ini ditukar lho, ini uangnya, ini barangnya kita ambil gitu,” jelas Annisa.

Berita Lainnya:
KIP Aceh Tamiang Rekrut PPK dan PPS Pilkada 2024, Ini Syaratnya


Tak hanya itu, orang tua juga perlu untuk mengajarkan konsep bahwa orang dewasa perlu bekerja. Orang tua dapat menjelaskan bahwa uang yang didapatkan dari bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan harian seperti membayar listrik dan tagihan lainnya. Dengan begitu, anak pun dapat mengerti tentang kegunaan uang dan lebih menerima bahwa orang tuanya harus pergi bekerja.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Terus bisa mengajarkan balita konsep orang dewasa itu harus bekerja. Nanti akan dapat uang. Uangnya untuk apa? Bukan untuk beli mainan atau susu. Karena anak sekarang kritis-kritis ‘Nggak usah beli mainan deh, tapi mama jangan kerja’. Jadi jelaskan kalau kerja untuk bayar listrik biar AC-nya bisa menyala, atau bisa beli air galon untuk minum gitu,” tuturnya.

Berita Lainnya:
Harga Daging Meugang di Sabang Tembus Rp 200 Ribu Per Kilogram


Cara lainnya untuk mengajarkan keuangan pada anak adalah dengan mengajaknya berbelanja. Dengan berbelanja sendiri, anak akan lebih mengerti konsep mahal dan murah. Dia juga akan memahami apakah uangnya cukup untuk membeli barang yang diinginkan atau tidak.


“Lalu anak juga harus diajarin belanja. Karena dia nggak tahu mahal dan murah seperti apa. Apakah uangnya cukup atau enggak. Apalagi pandemi gini, belanjanya udah online. Dia bandingkan harga secara online. Bandingin ongkos kirim, kualitas, tahu uangnya cukup atau harus menabung dulu,” kata Annisa.


sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi