Jumat, 26/04/2024 - 03:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Mulai 1 Juli 2022 Diperingati Sebagai Hari Bronkiektasis Sedunia

ADVERTISEMENTS

Paru adalah organ tubuh penting karena peran utamanya dalam bernapas.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Dua tahun terakhir, kesehatan paru menjadi topik hangat seiring dengan pandemi Covid-19. Virus ini dapat mengganggu sistem pernafasan dengan tingkat keparahan yang berbeda pada penderitanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Ketua Majelis Kehormatan, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan paru adalah organ tubuh penting karena peran utamanya dalam bernapas. Ada berbagai penyakit yang dapat menyerang paru, mulai dari infeksi seperti Covid-19, tuberkulosis, pneumonia dan lainnya.  

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Salah satu diantaranya penyakit “Bronkiektasis” berupa saluran napas lebar berlebihan sehingga ada penumpukan lendir (mukus) dengan segala akibatnya, mulai dari infeksi berulang sampai ke gangguan fungsi paru dan bernafas serta disability jangka panjang dan bahkan mungkin kematian. Jelasnya, amat memberi beban pada pasien dan keluarganya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Senyuman Prabowo Kepuasan Terhadap Golkar

“Memang penyakit ini belum banyak dikenal luas. Karena itu mulai tahun ini maka setiap 1 Juli diperingati sebagai Hari Bronkiektasis sedunia, jadi hari ini adalah tonggak sejarah penting. Peringatan oleh organisasi kesehatan paru di berbagai negara (termasuk Perhimpunan Dokter Paru Indonesia – PDPI) dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran kita tentang penyakit ini, dan merupakan advokasi ke penentu kebijakan publik (Kementerian Kesehatan dll.) agar memberi perhatian pada bronkiektasis, selain penyakit paru lainnya,” kata Tjandra, Jumat (1/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Tjandra mengatakan, memang belum ada data epidemiologi yang pasti tentang jumlah pasien Bronkiektasis. Namun, diperkirakan ada ratusan ribu kasus di dunia dan ribuan kasus di negara kita, dan diperkirakan angkanya terus meningkat.

“Gejala bronkiektasis antara lain batuk berdahak kental, sesak nafas, nyeri dada, sering radang paru, badan lemah, demam tak jelas penyebabnya dan penurunan berat badan,” terangnya.

Berita Lainnya:
Hotman Paris ke Kubu 01 dan 03: Kalau Kalah Jangan Nangis!

Tjandra melanjutkan, diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan “high-resolution computed tomography (CT) scan” paru. Saat ini, Bronkiektasis ditangani dengan dua cara.

“Pertama, membersihkan tumpukan lendir di saluran napas (bronkus) di dalam paru, atau airway clearance, antara lain dengan semacam fisioterapi, obat dan alat tertentu, aerobik dan minum air yang banyak sehingga lendir di paru jadi lebih encer sehingga lebih mudah dibatukkan keluar,” ungkapnya.

Cara kedua adalah pencegahan dan pengobatan infeksi paru. Untuk itu perlu di identifikasi apa penyebab infeksi, bisa bakteri, jamur, mikobakteria dan lainnya dan kemudian diberi obat yang sesuai.

 

“Saat ini sekitar 40 persen kasus bronkiektasis di dunia belum diketahui penyebabnya secara pasti, dan karena itu penelitian harus terus digalakkan, termasuk di negara kita,” ujarnya.


Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi