Kamis, 25/04/2024 - 14:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Kemenkes Evaluasi Program Penanggulangan DBD

ADVERTISEMENTS

Program penanggulangan DBD dievaluasi guna memastikan efektivitas pelaksanaan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan terus mengevaluasi program penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) guna memastikan keefektifan pelaksanaannya. “Kita ada program lintas lembaga namanya pokjanal atau kelompok kerja operasional. Kita akan evaluasi program-program kemudian melihat seberapa efektif program bisa terlaksana,” kata Dante saat bertemu media di Jakarta, Selasa (5/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dia menambahkan, evaluasi program tersebut akan dilakukan Kemenkes bersama dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya. Indikator bahwa program penanggulangan DBD telah berjalan efektif, kata Dante, di antaranya jika angka penularan, perawatan, dan kematian akibat DBD terus menurun dari waktu ke waktu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Kasus DBD Jakarta Selatan Turun Selama Periode April 2024


Adapun program penanggulangan DBD yang dijalankan, salah satunya Jumantik atau Juru Pemantau Jentik yang dilaksanakan di setiap RW. Program tersebut bertujuan agar masyarakat aktif memantau lingkungannya dan mencegah timbulnya tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang jentik nyamuk.

ADVERTISEMENTS


“Jumantik ini adalah untuk memantau lingkungannya apakah ada potensi jentik yang bisa berkembang akibat genangan air dan itu harus diselesaikan di masyarakat secara mandiri,” ujar Dante.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Terbaru, Kemenkes berkolaborasi dengan swasta untuk meluncurkan mobil edukasi keliling yang bertujuan memberikan himbauan mengenai penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pencegahan DBD melalui 3M Plus. 3M Plus  yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas, dan mencegah timbulnya tempat perkembangbiakkan nyamuk. Hingga Juni 2022, Dante mengatakan jumlah kasus penyakit DBD di Indonesia berada di angka sekitar 52 ribu kasus dengan jumlah kematian mencapai 516. 

Berita Lainnya:
Kemenkes: Perubahan Iklim 2024 Membuat Kasus DBD di Indonesia Kembali Naik


Menurut dia, jumlah kasus DBD tersebut didominasi oleh pasien anak-anak. Pasalnya, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Padahal, ruangan yang cenderung tertutup dan gelap dapat menjadi tempat berkeliarannya nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.


“Jadi anak-anak yang (lebih sering) tinggal di rumah, itu punya potensi lebih rentan untuk tertular demam berdarah,” imbuh Dante.


sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi