Kamis, 25/04/2024 - 14:20 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

CELIOS: Pasar Goyah Lihat Pelemahan Rupiah

ADVERTISEMENTS

Celios memprediksi rupiah akan semakin melemah tertekan suku bung acuan AS

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah tembus Rp 15 ribu. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan pelemahan rupiah tersebut sudah diprediksi sebelumnya karena tekanan eksternal memang menguat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Proyeksinya melemah hingga Rp 16 ribu per dolar AS, sepanjang akhir tahun,” katanya pada Republika, Rabu (6/7).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini baru di awal. Tekanan berikutnya diproyeksi terjadi saat kenaikan Fed Fund Rate atau suku bunga acuan AS berikutnya terjadi.

ADVERTISEMENTS


Sinyal resesi ekonomi secara global seperti yang disampaikan oleh berbagai lembaga keuangan menjadi kekhawatiran mendasar pelaku pasar. Misalnya proyeksi Citigroup terkait risiko dunia mengalami resesi kini sebesar 50 persen dalam 18 bulan ke depan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Disaat yang bersamaan, BI masih menahan suku bunga acuan disaat terjadi kenaikan inflasi Juni sebesar 4,35 persen. Imbasnya arus keluarnya dana asing masih akan tinggi.

Berita Lainnya:
BI: Sinergi TPIP dan TPID Hadapi Potensi Harga Naik Jelang Idul Fitri


“Kita harus mempersiapkan diri dalam skenario yang terburuk, inflasi naik dan konsumen tidak siap berarti daya beli masyarakat bisa kontraksi,” katanya.


Kemudian pendapatan dari ekspor komoditas yang selama ini menopang surplus perdagangan bisa berbalik arah. Mengingat harga CPO dan batubara mulai menurun sebulan terakhir, dan defisit APBN melebar sehingga beban untuk pembayaran bunga utang terutama SBN meningkat tajam.


Masyarakat harus segera lakukan ikat pinggang, atur dana darurat, dan alihkan investasi ke aset yang aman baik dolar maupun emas. Ketidakpastian resesi masih menyelimuti karena seluruh negara sedang mempersiapkan cadangan pangan secara agresif.


Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah menyampaikan pentingnya menaikan suku bunga acuan untuk mengatur ekspektasi pasar. Menurutnya, yang sangat diharapkan saat ini adalah BI menaikkan suku bunga.


“Kenaikan suku bunga acuan BI bisa menjadi sinyal bahwa BI tidak akan membiarkan pelemahan rupiah berlanjut,” katanya.


Sinyal ini akan menahan perilaku spekulatif yang bisa semakin memperlemah rupiah. Sementara itu, pelemahan rupiah yang cepat dalam sebulan terakhir sendiri disebabkan banyak faktor.

Berita Lainnya:
Pertamina Sebut tidak Ada SPBU Terdampak Ledakan Gudang Amunisi TNI


Mulai dari meningkatnya risiko global akibat pandemi dan perang yang tercermin pada inflasi tinggi dan perekonomian yang melambat atau bahkan resesi. Hingga dampak dari response kebijakan moneter terhadap tingginya inflasi.


“Kalau pemerintah tidak menaikkan harga barang-barang subsidi seperti pertalite dan BI menaikkan suku bunga, inflasi akan berada di kisaran 4 -5 persen dan Rupiah di kisaran Rp 14.500 hingga Rp 15.500 per dolar AS,” katanya.


Menurutnya, BI seharusnya sangat memahami, kalau pelemahan rupiah dibiarkan bisa terjadi ekspektasi pelemahan yang berlebihan. Hal tersebut justru mendorong perilaku spekulatif yang semakin memperlemah rupiah.


Ketika ini terjadi upaya stabilisasi rupiah akan semakin sulit dan mahal. Memang kenaikan suku bunga bersifat menahan permintaan dan membatasi pertumbuhan ekonomi. Tapi, menurutnya, itu harus dilakukan karena dampak inflasi yang tidak terkendali dan pelemahan rupiah akan lebih buruk lagi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi