Jumat, 26/04/2024 - 02:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Gelar Pertemuan Darurat, WHO Kembali Bahas Status Cacar Monyet

ADVERTISEMENTS

WHO kembali gelar pertemuan darurat bahas status cacar monyet

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

LONDON — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan,  lebih dari 6.000 kasus cacar monyet kini telah dilaporkan dari 58 negara. Menanggapi masalah itu, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa ini pun kembali melakukan pertemuan darurat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

WHO menyiapkan pertemuan komite yang akan memberi saran untuk menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, tingkat kewaspadaan tertinggi WHO. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada konferensi pers virtual dari Jenewa, pertemuan ini akan dimulai 18 Juli atau lebih cepat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Empat Orang Syahid dalam Serangan Udara Israel ke Rumah Sakit Al-Aqsa 

Pertemuan sebelumnya pada 27 Juni, komite memutuskan bahwa wabah yang menyebar secara global ini belum menjadi darurat kesehatan. “Saya terus khawatir dengan skala dan penyebaran virus di seluruh dunia,” kata Tedros.

ADVERTISEMENTS

Tederos mengatakan, kurangnya pengujian berarti kemungkinan ada lebih banyak kasus yang tidak dilaporkan. Saat ini sekitar 80 persen kasus ada di Eropa.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Kemenkes: Perubahan Iklim 2024 Membuat Kasus DBD di Indonesia Kembali Naik

Cacar Monyet merupakan infeksi virus ringan yang menyebabkan gejala mirip flu dan lesi kulit. Penyakit ink telah menyebar ke seluruh dunia sejak awal Mei, padahal sebelumnya penyebaran hanya terjadi di wilayah Afrika saja.

Tingkat kematian dalam wabah sebelumnya di Afrika dari jenis yang saat ini menyebar adalah sekitar satu persen. Namun sejauh ini wabah tersebut tampaknya kurang mematikan di negara-negara non-endemik.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi