Siti Zuhro: Orang Indonesia Tidak Menghendaki Banyak Partai

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Kehadiran partai semestinya mampu berikan edukasi politik ke masyarakat

ADVERTISEMENTS

JAKARTA— Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak partai politik (parpol)pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Masyarakat justru mengharapkan partai politik yang benar-benar memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat, kata Siti di Jakarta, Selasa malam (12/7/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


“Orang Indonesia tidak menghendaki partai banyak yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat,” kata Siti.

ADVERTISEMENTS


Fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, lanjutnya, tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.

ADVERTISEMENTS


“(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS


Dia mencontohkan, “kandang banteng” PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatra. 

ADVETISEMENTS


Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.


Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.


Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelumpemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.


“Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada;makanya dilakukan kampanye politik pemilu,” tambahnya.


Dia mengatakan parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters. 


Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja, karena pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung. “Partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat,” ujar Siti.    


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version