Jumat, 26/04/2024 - 06:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

11 Negara Asia Sepakat Berbagi Informasi Terkait Perpajakan

ADVERTISEMENTS

Kesepakatan ini merupakan langkah konkret dari upaya pengentasan penghindaran pajak.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 NUSA DUA — Sebanyak 11 negara di Asia menyepakati kerja sama transparansi dan pertukaran informasi perpajakan Asia Initiative di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7). Yurisdiksi Asia anggota Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes ini menandatangani Bali Declaration dan menjadi founding members Asia Initiative.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani mengatakan Bali Declaration ini merupakan langkah konkret dari upaya pengentasan penghindaran pajak di dunia. Inisiatif dari Asia ini diharapkan bisa merambah lagi ke kawasan yang lebih luas secara global.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Asia Initiatives diharapkan bisa berkontribusi pada transparansi pajak global dan memperkuat upaya mengentaskan penghindaran pajak di dunia,” kata Sri di Bali International Convention Center (BICC), Kamis (14/7/2022).

ADVERTISEMENTS


Ia menambahkan, forum ini merencanakan Asia Initiative sejak tahun lalu. Perkembangannya terus meningkat sejak Februari 2022 hingga akhirnya komitmen meluas. Sebanyak 11 negara yang terikat diantaranya Indonesia, India, Jepang, Singapura, Brunei Darussalam, Korea, Malaysia, Maldives, Thailand, Macau, dan Hong Kong.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Pakar UI: Perlu Strategi Tingkatkan Kunjungan Turis ke Indonesia


Asia Initiatives tersebut akan mendorong transparansi data pajak antar masing-masing negara. Sehingga tindak penghindaran atau pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dapat dicegah.


Sri mengatakan tantangan kedepannya akan terus ada, contohnya dalam mekanisme implementasi. Penandatanganan kesepakatan adalah seremoni dan penerapannya adalah hal yang lain lagi.


“Tantangan implementasi tetap ada, maka komitmen dan political will sangat diperlukan,” katanya.


Di Indonesia, Sri mengatakan akan melakukan reformasi baik secara administratif maupun teknis untuk mendukung jalannya inisiatif tersebut. Bantuan teknis akan dipersiapkan dan ditingkatkan bagi pihak yang membutuhkan.


Pada kesempatan yang sama, Secretary General of the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Mathias Cormann mengatakan Asia Initiative adalah capaian penting bagi reformasi perpajakan dunia. Reformasi dalam hal transparansi akan meningkatkan upaya melawan penghindaran pajak dan kerugian keuangan akibat pelanggaran.

Berita Lainnya:
ITDC Kebut Konstruksi Jaringan Pipa Gas Alam di The Nusa Dua Bali


Menurutnya, OECD bersama dengan Presidensi G20 berkomitmen untuk meningkatkan integritas perpajakan dunia. Hingga saat ini, penghindaran pajak adalah tantangan berat yang terjadi di seluruh negara.


“Ada kerugian hingga 25 miliar dolar AS di Asia karena sekitar 1,2 triliun dolar AS kekayaan finansial Asia ada di luar negeri, padahal seharusnya ini bisa digunakan untuk keuntungan masyarakat mereka,” katanya.


Dalam upaya pengungkapan pajak sukarela dan investigasi perpajakan seluruh dunia, ada tambahan pendapatan mencapai 120 miliar dolar AS. Sebanyak satu pertiga atau sekitar 30 miliar dolar AS berasal dari negara berkembang. Maka dari itu, perlu komitmen tinggi secara global untuk meningkatkan transparansi perpajakan.


 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi