Kamis, 25/04/2024 - 16:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

25 Juta Anak Lewatkan Vaksinasi Rutin Akibat Pandemi

ADVERTISEMENTS

Penurunan cakupan vaksinasi jadi kemunduran berkelanjutan dalam satu generasi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 LONDON — Sekitar 25 juta anak di seluruh dunia melewatkan vaksinasi rutin yang melindungi dari penyakit yang mengancam jiwa pada tahun lalu. Kondisi ini dampak pandemi terus mengganggu perawatan kesehatan secara global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menurut angka baru yang dirilis oleh Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penambahan terjadi hingga dua juta lebih daripada pada 2020 dan enam juta lebih banyak daripada pra-pandemi pada 2019. UNICEF menggambarkan penurunan cakupan vaksinasi sebagai kemunduran berkelanjutan terbesar dalam vaksinasi anak dalam satu generasi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Kondisi tersebut membawa tingkat cakupan vaksinasi kembali ke tingkat yang tidak terlihat sejak awal 2000-an. Banyak yang berharap pada 2021 akan pulih setelah tahun pertama pandemi, tetapi situasinya sebenarnya memburuk, menimbulkan pertanyaan tentang upaya mengejar ketinggalan.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
DK PBB Rujuk Palestina ke Komite Anggota Baru


“Saya ingin mengatasi urgensinya. Ini adalah krisis kesehatan anak,” kata spesialis imunisasi senior UNICEF Niklas Danielsson.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Badan tersebut mengatakan, fokus pada gerakan imunisasi Covid-19 pada 2021 serta perlambatan ekonomi dan tekanan pada sistem perawatan kesehatan telah menghalangi pemulihan yang lebih cepat untuk vaksinasi rutin. Cakupan menurun di setiap wilayah.


Hasil ini menggunakan data pengambilan tiga dosis suntikan difteri, tetanus, dan pertusis (DTP3), termasuk anak-anak yang tidak mendapatkan suntikan sama sekali dan yang tidak mendapatkan salah satu suntikan dari tiga dosis yang diperlukan untuk perlindungan. Secara global, cakupan turun lima persen menjadi 81 persen tahun lalu.


Jumlah anak-anak “nol dosis” atau tidak menerima vaksinasi apa pun naik 37 persen antara 2019 hingga 2021. Kenaikan ini dari 13 juta menjadi 18 juta anak dengan sebagian besar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Berita Lainnya:
Manusia tak Punya Imunitas, Flu Burung Berpotensi Jadi Pandemi


Untuk banyak penyakit, lebih dari 90 persen anak-anak perlu divaksinasi untuk mencegah wabah. Sudah ada laporan tentang meningkatnya kasus penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dalam beberapa bulan terakhir, termasuk peningkatan 400 persen kasus campak di Afrika pada 2022.


“Jika kita tidak mengejar vaksinasi dengan cepat dan mendesak, kita pasti akan menyaksikan lebih banyak wabah,” kata Ephrem Tekle Lemango dari UNICEF.


Sebanyak 24,7 juta anak melewatkan dosis pertama vaksin campak dan 14,7 juta lagi tidak mendapatkan dosis esensial kedua pada 2021. Cakupannya adalah 81 persen, terendah sejak 2008. Jumlahnya dihitung menggunakan data dari sistem kesehatan nasional di 177 negara. Lemango mengatakan, Yaman dan Afghanistan termasuk di antara negara-negara dengan wabah campak yang besar dan mengganggu dalam beberapa bulan terakhir. 


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi